Friday, December 13, 2013

Enola Gay - Nama Pesawat yang membom kota Hiroshima

Pesawat Enola Gay yang mengebom Kota Hiroshima dan Nagasaki
tahuka anda jika, Enola Gay ialah nama pesawat pengebom yang pada Perang Dunia II menjatuhkan bom atom, bernama Little Boy ("Bocah Kecil") terhadap kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus dan Fat Man ("Orang Gemuk") terhadap kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945 di Kekaisaran Jepang. Pengeboman itu merenggut nyawa sekitar 80.000 jiwa manusia di Hiroshima dan 140.000 di Nagasaki.

Pesawat ini berjenis B-29 Superfortress dengan nomor seri B-2945-MO 44-86292 dan secara khusus dipilih oleh Kolonel Paul Tibbets saat dibuat di ladang milik Glenn L. Martin Company di Omaha, Nebraska. Sejak tahun 2003 sampai sekarang, Enola Fay dipamerkan di Steven F. Udvar-Hazy Center. Pesawat ini diberi nama menurut ibu pilotnya Paul W. Tibbets.
2003: Pada sebuah pameran di National Air and Space Museum (NASM) dari the Smithsonian Institute di Washington, D.C.  Paul W Tibbet Jr ber- pose di depan pesawat pembom B29 Superfortress   bernomor lambung 82 yang sudah menjalani restorasi total.

Seperti terlihat pada foto, Enola Gay adalah nama yang tertulis pada dinding luar di bawah cockpit pesawat  B-29 Flying Superfortress yang dipiloti oleh Kol. Paul W. Tibbets Jr. K4ZVZ., yang memberikan nama ibunya Enola Gay bagi pesawat Bomber yang kemudian tercatat dalam sejarah sebagai pesawat yang menjatuhkan bom atom yang diberi nama sandi Little Boy (berkekuatan 15.000 TNT) di atas kota Hi- roshima, pada pagi hari tanggal 6 Agustus 1945.

Pesawat buatan pabrik Lockheed Martin di Bellevue, Nebraska ini diserah terimakan ke USAAF pada 18 Mei 1945. Sebelumnya, pada   9 Mei 1945 Tib- bets (yang pada waktu itu menjabat sebagai Komandan  Composite Group ke 509 di Penerbad (Dinas Penerbangan Angkatan Darat AS) memilih sendiri salah satu pembom B-29 dari 15 buah yang disiapkan untuk misi pemboman dengan bom atom.  Pada 14 Juni 1945 B-29 ini diterbangkan oleh komandan pesawat Kapt. Robert A Lewis dari pangkalan USAAF di Omaha ke pangkalan Penerbad AS di Wendover, Utah.

27 Juni 1945: pesawat diterbangkan Lewis ke pangkalan Guam (di Pasifik) untuk dimodifikasi pada perangkat pelepasan bom-nya, untuk kemudian pada 6 juli 1945 diterbangkan ke pangkalan North di P Tinian, Kep. Mariana. Nomor lambung (= Victor, squadron-assigned ID number) pesawat yang se- mula 12 pada 1 Agustus 1945 – karena alasan sekuriti – digantikan dengan nomor lambung 82 seperti yang sekarang terlihat di hampir semua foto.

Selama bulan Juli 1945 pesawat ini melakukan 8x penerbangan latihan dan 2x   pemboman “beneran” di atas kawasan industri Jepang di Kobe dan Na- goya, dan baru pada 31 Juli 1945 melakukan latihan bagi misi khususnya untuk menjatuhkan bom atom.

Sebelumnya, pada 26 Juli 1945 bom atom Little Boy seberat 10,000 pounds (4,500 kg) yang disimpan di kerat kayu berukuran 104 x  119 x  350 cm3  di dek kapal USS Indianapolis diturunkan di pangkalan Tinian.

5 August 1945: pada saat persiapan untuk misi pemboman pertama, Tibbets yang ditunjuk sebagai penerbang B-29 ini memberikan nama ibunya, Enola Gay pada B-29 pilihannya tersebut.
Menurut Gordon Thomas dan Max Morgan-Witts dalam bukunya Enola Gay: The Men, the Mission, the Atomic Bomb, Robert Lewis sebagai komandan pesawat “yang asli” kurang senang digantikan oleh Tibbets dalam misi yang begitu penting, dan cukup geram waktu di pagi hari 6 Agustus melihat tuisan itu terpampang di bawah kokpit pada kedua sisi ambung pesa- wat  [Tibbets sendiri, dalam sebuah wawancara sepulang dari misi bersejarahnya mengaku agak malu (a bit embarrassed) sudah  mengabadikan  nama  ibunya  untuk  misi  yang  secara tragis menentukan nasib   setidaknya 14.000 orang yang te- was di Hiroshima itu].

6 Agustus 1945, 02:45 waktu setempat: Enola Gay mening- galkan pangkalan di P. Tinian menuju Hiroshima. Dari keting- gian 9.450 mtr Bom atom bernama sandi Little Boy di- jatuhkan, dan meledak pada ketinggian 550 mtr di atas Hi- roshima pada jam 08:15 waktu setempat.
(dalam melakukan misinya, Enola Gay di”kawal” 2 buah B-29 lainnya: Necessary Evil yang membawa para pengamat ilmiah dan juru foto (militer) yang mengabadikan saat-saat pengebom- an serta dampaknya),  dan The  Great  Artiste yang  dilengkapi instrumentasi untuk mencatat dan mengukur berbagai parame- ter ledakan bom tersebut) .
[catatan:   pemboman atas Nagasaki pada 9 Agustus 1945 dilakukan oleh pembom B-29 yang lain: Bockscar dengan pilot Major Charles  W.  Sweeney,  yang  menjatuhkan  bom  nukir kedua dengan nama sandi  Fat Man (20.000 TNT).

Pada  misi  ini  Enola  Gay  (yang  dipiloti  komandan  pesawat Capt. George Marquardt berfungsi sebagai pesawat pengintai dan pengamat cuaca]

6 November 1945: Lewis menerbangkan Enola Gay kembali ke AS, ke pangkalan CG 509 yang baru di Roswell, New Mexico.

29 April 1946: Enola Gay meninggalkan Roswell untuk berga- bung  dalam  Operation  Crossroads (uji  coba  lanjutan  bom nukir di Atol Bikini) di Kwajalein. Walaupun tidak terpilih un- tuk menjatuhkan bom, Enola Gay baru meninggalkan Kwaja- lein pada 1 Juli (tepat pada hari uji coba dilakukan), dan sam- pai di pangkalan Fairfield-Suisun, CA pada hari berikutnya

24  Juli  1946,:  Enola  Gay  diterbangkan  ke  pangkalan  AU Davis-Monthan di Arizona sebagai persiapan untuk disimpan dan di-preservasi-kan.

30 August 1946, Enola Gay di”lepas” dari inventaris USAAF dan kepemilikannya dialihkan ke Smithsonian Institution,, sebuah institusi edukasi dan penelitian yang didanai peme- rintah AS (tahun 2011 Kongres Amerika menyetujui anggaran sebesar $797.6 juta bagi institusi yang mengelola 19 mu- seum, sejumlah kebun binatang dan 9 pusat penelitian yang tersebar dii Washington DC, Arizona, Maryland, Virginia, Pa-
nama dan New York, dengan > 137 juta items dalam koleksinya).

Pada 3 Juli 1949 Enola Gay diterbangkan Tibbets ke pang- kalan  Orchard Place di Park Ridge, Illinois, untuk diserah-terimakan ke fihak Smithsonian.

10 August 1960: para petugas Smithsonian mulai memre- theli Enola Gay untuk memudahkan proses restorasi, disusul dengan pengangkutan semua komponen ke fasilitas pergu- dangan Smithsonian di Suitland, Maryland.

5 December 1984: Pekerjaan restorasi mulai dilakukan di fasilitas Preservavi, Restorasi dan Penyimpanan milik Paul E. Garber di Suitland.

Melewati 300.00 jam kerja dan kritik dari khususnya kelom- pok the American Legion dan the Air Force Association yang mempermasalahkan tujuan restorasi (serta beberapa kali demo), pada 8 Agustus 2003 Enolay Gay dinyatakan 100% restored. Sejak 15 Desember 2003 sampai saat ini Enola Gay di”pajang” di annex museum Smithsonian yang baru dibuka tahun itu Steven F. Udvar-Hazy Center di bandara antarbangsa Dulles di Washington D.

semoga tidak ada lagi  bom atom yang di jatuhkan di kota manapun.


 

Wednesday, December 11, 2013

Biografi Iron Maiden

Iron Maiden adalah kelompok musik heavy metal yang didirikan pada 1975 di London, Britania Raya oleh pemain bas Steve Harris. Mereka telah meraih kesuksesan dan memengaruhi banyak kelompok musik lainnya. Mereka juga dianggap sebagai salah satu band dalam New Wave of British Heavy Metal.
 Sejarah awal Iron Maiden bermula dari hari natal yang berlangsung tahun 1975. Steve Harris (bas) telah meninggalkan band sebelumnya yaitu Smiler.Kemudian Harris ingin membentuk band yang namanya mengadaptasi dari The Man in The Iron Mask, sebuah novel karya Alexandre Dumas. Dalam novel tersebut dikisahkan tentang hubungan yang verbal alat penyiksa bernama Iron Maiden. Harris lalu menghubungi penyanyi Paul Day yang telah dimotivasi olehnya sebagai sumber energi penuh karisma di panggung. Namun tak lama kemudian posisinya digantikan oleh Dennis Wilcock, seorang penggemar Kiss. Teman Wilcock yaitu Dave Murray diundang untuk bekerja sama. Sementara di band itu telah memiliki duo gitaris Dave Sullivan dan Terry Rance. Mereka frustasi membiarkan Harris secara temporer merombak band di tahun 1976. Sebelumnya, grup ini mengalami reformasi setelah peran gitar dipegang oleh Dave Murray. Hingga akhirnya Steve Harris dan Dave Murray menjadi personel tetap di Iron Maiden.
    
Namun pada tahun 1977, Iron Maiden kembali merekut gitaris lainnya yaitu Bob Sawyer. Ketegangan sempat muncul ketika terjadi perpecahan antara Murray dengan Wilcock. Murray marah setelah tahu bahwa persoalan dengan Wilcock itu didorong Harris untuk membakar kerjasama kedua gitaris yaitu Murray dan Sawyer. Sayang, formasi kembali berubah saat tampil di panggung kecil di Bridgenhouse pada bulan November 1977 dengan melibatkan Tony Moore pada kibor, Terry Wapram pada gitar, dan drummer Barry Purkis setelah sebelumnya dijabat Ron Matthews, merupakan formasi yang dibentuk Harris, termasuk melibatkan Dave Murray dan Doug Sampson sebagai drummer.
     
Pada tahun 1978 merupakan kesempatan untuk melihat aksi vokalis baru Paul Di'Anno di Pub Red Lion kawasan Leytonstone. Steve Harris telah mengatakan bahwa kualitas vokal Paul adalah minim, akan tetapi semua orang pasti akan mengatakan bahwa dia penyanyi dengan aksi yang baik. Setelah bermain selama dua - tiga tahun, dunia rekaman mulai dilirik. Namun pada tahun baru 1978 band ini telah merekam EP. Judul EP tersebut adalah The Soundhouse Tapes yang menyajikan empat lagu, hingga EP tersebut terjual hingga 5000 copy dalam seminggu. Komposisi "Prowler" di EP tersebut menduduki posisi pertama di Neal Kay's Heavy Metal Soundhouse Chart melalui Majalah Sounds. Penampilan mereka yang pertama di dunia rekaman juga termuat dalam album kompilasi Metal for Muthas yang dirilis pada tanggal 15 Februari 1980.  Pada album itu mereka menyisipkan dua lagu versi awal dari lagu "Sanctuary" dan "Wrathchild".
     
Lagi-lagi di tubuh grup terjadi pergantian personel. Dave Murray akhirnya, harus kehilangan teman gitarisnya pada tahun 1978. Beruntung Paul Cairns menjadi rekan gitaris mulai tahun 1979. Namun tak berlangsung lama karena saat akan masuk ke studio, Cairns memilih hengkang. Posisinya, lalu digantikan oleh Dennis Stratton. Semula mereka akan mengajak teman masa kecil Murray yaitu Adrian Smith. Namun Smith saat itu masih sibuk dengan keinginannya membentuk band bernama Urchin. Kemudian posisi drummer yang semula dipegang Doug Sampson, digantikan oleh Clive Burr (dibawa oleh Stratton). Pada bulan Desember 1979, Iron Maiden mulai menandatangani kontrak rekaman dengan EMI. Hingga akhirnya, pada tahun 1980 merilis album berjudul Iron Maiden.
     
Album pertama ini mampu menduduki posisi ke-4 di Inggris dalam minggu pertama saat dirilis. Dan sejak saat itu mereka dijuluki sebagai The New Wave of Brittish Heavy Metal. Album banyak menghasilkan beberapa lagu favorit yaitu "Running Free", "Transylvania", "Phantom of The Opera", dan "Sanctuary". Sayang, hanya dirilis di Inggris, sementara di Amerika dirilis belakangan. Lagu "Running Free" dibuka dengan hentakan drum Clive dalam irama swing rock up tempo sepanjang 2 bar, kemudian disusul dentaman bas Harris sepanjang 4 bar. Setelah Paul memberi aba2 muncul genjrengan gitar dari Murray sepanjang 2 bar hingga vokal Paul masuk ke bagian verse. Pada bagian reffrain kedua muncul harmonisasi vokal lalu di bagian jeda Murray menunjukkan kecepatan bermain gitarnya, selain rif2 gitar yang dibangun Stratton berselingan dengan genjrengan gitar dari Muray. Kemudian pada lagu "Transylvania" dibuka dengan permainan patern gitar nan rapat dari Murray yang berselingan dengan dentaman bas Harris dan hentakan drum Clive. Kemudian musik pada lagu ini meluncur dalam irama swing rock mid tempo. Komposisi "Phantom of The Opera" dibuka dengan permainan gitar Murray yang seolah memainkan nada2 pentatonik mirip nada-nada pentatonik Jawa sepanjang 4 bar, kemudian disusul dengan permainan gitar Stratton yang berlanjut ke pola musik berirama swing rock up tempo. Saat vokal Paul masuk dibagian verse berunision dengan permainan gitar Murray. Pada lagu "Sanctuary" dibuka dengan rif2 gitar yang mencoba mengingatkan pada intro lagu "Burn" nya Deep Purple termasuk hentakan irama musiknya yang berbirama 2/4 up tempo. 
     
Usai merilis album pertama itu, mereka langsung menggelar tour dan sempat menjadi band pembuka konser Kiss dalam Unmasked Tour's European. Mereka juga menjadi band pembuka konser Judas Priest. Setelah menggelar tour tersebut Stratton memilih mengundurkan diri dari grup dan posisinya digantikan oleh Adrian Smith pada bulan Oktober 1980. Bersama Smith, Iron Maiden merilis album kedua pada tahun 1981 berjudul Killers. Album ini berisi beberapa track yang ditulis saat penggarapan album pertama. Karena kelebihan materi itu, kemudian dengan lagu-lagu yang telah disiapkan digabungkan dengan beberapa lagu yang digarap saat tour. Hanya dua lagu yang benar-benar baru dan ditulis saat penggarapan album yaitu "Prodigal Son" dan "Murder in The Rue Morgue". Lagu "Prodigal Son" dibuka dengan petikan gitar rhytm dari Smith sepanjang 4 bar, kemudian diulang lagi sepanjang 4 bar dengan iringan hentakan drum dari Clive. Lalu musik pada lagu ini mengalir dalam birama 6/8 yang mengandalkan genjrengan gitar kedua gitaris itu, serta tentu saja dentaman bas Harris. Sedangkan lagu "Murder in The Rue Morgue" dibuka dengan petikan gitar Smith berdampingan dentaman bas Harris. Lalu Clive mulai memainkan snare drumnya untuk memasukkan fil in yang mengarah pada irama slow bit funk mengiringi drive2 gitar yang dibangun Murray. Saat vokal Paul masuk ke bagian verse, pola musiknya berubah menjadi rock up tempo. Sayang, kerjasama Paul tidak berlangsung lama di Iron Maiden. Akibat kecanduan drugs, meskipun dia telah menciptakan demo untuk album Iron Maiden berikutnya, toh posisinya kemudian digantikan oleh Bruce Dickinson dari Samson. Bruce mulai bergabung dengan Iron Maiden setelah proses audisi di akhir tahun 1981.
     
Bruce mulai terlibat rekaman bersama Iron Maiden pada tahun 1982 lewat album The Number of The Beast. Album ini mampu menduduki posisi pertama di Inggris dan diikuti dengan negara-negara lainnya. Album ini mengandalkan komposisi "Children of Damned" yang dibuka dengan petikan gitar rhytm Smith sepanjang 4 bar. Kemudian disusul dengan hentakan musik slow bit funk yang diisi drive-drive gitar Murray sepanjang 2 bar hingga vokal Bruce masuk ke bagian verse.  saat masuk ke bagian bridge, pola musiknya berubah  melalui ketukan drum Clive yang mengarah pada irama rock up tempo. Lagu lain dari album ini misalnya "Total Eclipse". Lagu ini dibuka dengan hentakan musik slow bit funk dengan hiasan rif2 gitar Murray sepanjang 8 bar. Kemudian disusul dengan patern bas Harris yang rapat melatari rif2 gitar Murray sepanjang 6 bar. Lalu disusul dengan hentakan musik rock up tempo yang mengiringi vokal Bruce di bagian verse. Gaya menyanyi Bruce pada lagu ini mirip orang membaca puisi, seolah tanpa nada. Bagian jeda lagu ini menyanjikan irama swing rock up tempo dengan diisi permainan gitar yang cepat dari Murray dan Smith lalu masuk ke bagian bridge diiringi hentakan musik slow bit funk. 
     
Untuk kali kedua band ini menggelar tour dunia ke Amerika, Kanada, Jepang, Australia, Jerman, dan Inggris. Dengan formasi terbaru tersebut yang diperkenalkan ke publik Inggris, kemudian membawa mereka ke acara Reading Rock Festival pada malam sabtu di bulan Agustus 1982. Sedangkan album mereka sendiri terus mencetak sukses dan terjual hingga 14 juta copy di seluruh dunia. Sementara tour The Number of The Beast di Amerika sempat memunculkan persoalan di kalangan dunia politik Amerika. Mereka sempat dituduh sebagai penyebar ajaran setan melalui lagu-lagunya. Para aktifis agama kemudian memprotes kehadiran mereka. Persoalan lain adalah Bruce saat itu masih memliki legalitas yang rumit dengan manajemen Samson, yang tidak diizinkan untuk menambahkan namanya dalam deretan penulis lagu. Akan tetapi, dia masih bisa menambahkan sumbangan idenya ke beberapa lagu seperti "Children of The Damned". "The Prisoner" dan "Run To The Hills".
     
Persoalan demi persoalan terus menyelimuti Iron Maiden beriringan dengan kesuksesan mereka. Pada bulan Desember 1982, drummer Clive Burr memilih mengundurkan diri karena terbentur dengan schedule tour dengan persoalan pribadinya. Posisinya, kemudian digantikan oleh Nicko McBrain yang sebelumnya pernah bergabung dalam Trust. Segera setelah itu, mereka melakukan perjalanan ke Bahamas untuk merekam materi album di Compass Point Studio. Sepanjang tahun 1983 mereka merilis Piece of Mind yang berhasil merangsek ke posisi 3 di Inggris, dan di Amerika berhasil menduduki posisi ke-70 dalam Billboard 200. Album ini sekaligus menerbitkan singel "Flight of The Icarus", dan "The Trooper".
     
Komposisi "Flight of The Icarus" menyajikan irama rock mid tempo dengan hiasan rif2 gitar Murray nan kental dan bagian reffrain lagu ini menyajikan harmonisasi vokal nan manis. Nyaris mirip dengan "Perfect Stranger" nya Deep Purple. Sedangkan "The Trooper" dibuka dengan permainan gitar Murray sepanjang 4 bar dan berselingan dengan fil in drum Nicko. Lalu disusul dengan hentakan musik rock up tempo yang beriring dengan permainan gitar Murray lainnya sepanjang 8 bar. Tak lama kemudian vokal Bruce tanpa iringan musik langsung masuk ke bagian verse dan berselingan hentakan musik nan singkat, lalu pada verse kedua diiringi dengan hentakan musik rock up tempo. 
     
Iron Maiden terus menerus merilis album-albumnya. Dalam waktu setahun, mereka telah merilis album baru berjudul Powerslaves di bulan September 1984. Album ini mengandalkan lagu "2 Minutes to Midnight", "Aces High", dan "Rime of The Acient Mariner". Lagu "2 Minutes to Midnight" dibuka dengan kocokan rif2 gitar Murray sepanjang 8 bar yang berselingan dengan fil in drum Nicko . Kemudian musik pada lagu ini berhiaskan rif2 gitar Murray mengalir dalam irama rock up tempo termasuk saat mengiringi vokal Bruce. Komposisi "Aces High" dibuka dengan permainan gitar sepanjang 8 bar yang berselingan dengan fil in Nicko yang berunision dengan dentaman bas Harris. Lalu musik lagu ini mengalir dalam birama 2/4 up tempo termasuk saat mengiringi vokal Bruce di bagian verse. Saat akan masuk ke bagian reffrain terjadi vokal yang bersahutan, namun ketika masuk ke bagian reffrain justru muncul harmonisasi vokal. Sedangkan komposisi "Rime of Acient Mariner" tampil dalam irama rock mid tempo dan gaya menyanyi Bruce sangat cepat sekali di bagian verse. Komposisi "Rime of Acient Mariner" menjadi komposisi terpanjang yang ditorehkan mereka saat itu. Mirip komposisi progresif rock atau metal yang selalu menyajikan arransemen nan panjang. 
      
Usai merilis Powerslaves, mereka langsung menggelar tour yang mengusung tema World Slavery Tour. Rangkaian tour ini bagi merupakan yang terbesar karena melakukan 193 show dan dilakukan lebih dari 13 bulan. Selain itu tour ini mampu mengumpulkan jumlah penonton hingga 3,5 juta orang. Sebagai contoh saat menggelar show di Long Beach, mampu mengumpulkan 54 ribu penggemarnya. Aksi mereka dalam tour ini kemudian didokumentasikan dalam album Live After Death. Album live ini menjadi album live dengan angka penjualan terbaik untuk kategori album hard rock/ heavy metal live. Selain itu mereka juga tampil sepanggung dengan Queen dalam Rock in Rio Festival dengan disaksikan 300 ribu penonton. Tour ini secara physic termasuk mempromosikan live album mereka.
     
Setelah merampungkan tour yang melelahkan, mereka sempat beristirahat sejenak. Namun saat kembali menggarap materi album baru di tahun 1986, mereka mulai dengan gaya yang berbeda. Melalui album Somewhere In Time mereka mengaku telah kehilangan gagasan. Tema album ini sebelumnya adalah tentang petualangan, kemudian berubah menjadi makhluk asing yang melakukan perjalanan. Selain itu untuk kali pertama mereka menggunakan perangkat syntheziser bass dan gitar untuk menghasilkan tekstur dan penempatan sound yang baik. Melalui pertimbangan yang berbeda dari kebiasaan sound mereka sebelumnya, toh mereka mampu menerobos chart di seluruh dunia. Khususnya melalui single "Wasted Years". Komposisi ini dibuka dengan permainan gitar Murray yang menghasilkan nada2 klasik beriring dengan patern gitar Smith nan rapat dan hentakan hit hat ke arah irama rock up tempo dari Nicko.

Pola musik mereka yang cenderung mengandalkan eksperimen tersebut kemudian diterapkan dalam album berikutnya berjudul Sevent Son of Seventh Son yang dirilis pada tahun 1988. Eskperimen tersebut ditambahkan untuk menyajikan konsep album dengan cerita tentang mitos anak yang memiliki kelebihan melihat peristiwa masa datang. Untuk kali pertama, band ini menggunakan kibor pada saat rekaman sebagai pengganti syntheziser gitar. Sambutan dan kritik diterima mereka saat album ini dirilis. Album ini menjadi album kedua yang mampu menduduki posisi puncak di Inggris. Selama Monster of Rock Festival di Donington Park pada tanggal 20 Agustus 1988, mampu mengumpulkan penonton sebanyak 107 ribu dan ini menjadi jumlah terbesar dalam sebuah sejarah festival musik. Penampilan lain di festival ini adalah Kiss, David Lee Roth, Megadeth, Guns N Roses, dan Helloween.
      
Pada tahun 1990, dalam kurun 10 tahun mereka merilis singel yang dihasilkan dalam The First Ten Years yang merangkum singel-singel mereka terdahulu termasuk B-sides. Sebelumnya, pada tahun 1989 gitaris Adrian Smith merilis solo album dengan bandnya bernama ASAP berjudul Silver and Gold. Kemudian aksi solo karier juga dilakukan Bruce Dickinson bersama gitaris Janick Gers dengan merilis album Tattooed Milionaire di tahun 1990.
     
Ternyata tour yang berlangsung dari tahun 1988 - 1989 menjadi tour terakhir bagi Adrian Smith bareng Iron Maiden. Posisi gitaris kemudian digantikan oleh Janick Gers. Sehingga Iron Maiden dapat leluasa menyelesaikan album berikutnya yang dirilis pada bulan Oktober 1990. Album tersebut adalah No Prayer For The Dying. Mereka juga meluncurkan singel yang berhasil menembus posisi pertama yaitu singel "Bring Your Daughter To The Slaunghter". Lagu ini aslinya, direkam oleh Bruce untuk soundtrack A Nightmare On Elm Street 5 : The Dream Child. Lagu yang dirilis tanggal 24 Desember 1990 ini dibuka dengan genjrengan gitar Gers yang berunision dengan dentaman bas Harris serta hentakan drum Nicko lalu musik lagu ini mengalir dalam irama rock up tempo. Hingga vokal Bruce masuk ke bagian verse dengan gaya menyanyi mirip orang membaca puisi, mirip dengan ketika membawakan lagu "Total Eclipse" di album The Number of The Beast (1982). Kemudian pada bagian reffrain dinyanyikan dengan biasa. Bruce juga menyisipkan gaya tertawa yang beraroma horor pada lagu ini.
     
Sementara itu komposisi "No Prayer For The Dying", tampil dalam irama slow rock yang menyajikan drive2 gitar Murray sepanjang 8 bar untuk intronya. Lalu vokal Bruce muncul di bagian verse yang berselingan dengan drive2 gitarMurray sepanjang 8 bar hingga masuk ke verse kedua. Kemudian diulang dengan drive2 gitar Murray sepanjang 8 bar dan 8 bar lagi seperti pada intro. Bagian jeda lagu ini menampilkan musik dengan tempo yang dipercepat dalam birama 2/4 dan tentu saja permainan gitar Murray dan Gers nan cepat penuh distorsi, sebelum akhirnya masuk ke bagian bridge.
     
Pada tahun 1991 itu pula Bruce telah memberanikan diri tampil secara solo dalam tour, sebelum akhirnya bergabung dengan rekan2nya di Iron Maiden untuk menggarap album Fear of The Dark. Album Fear of The Dark dirilis pada tahun 1992 yang sangat menarik lantaran Iron Maiden akan merilis album ini dalam format CD album daripada LP. Beberapa lagu sempat menjadi favorit para penggemar mereka seperti "Afraid to Shoot Strangers". Lagu ini dibuka dengan petikan gitar rhytm Gers yang bersanding dengan dentaman bas Harris sepanjang 8 bar, kemudian vokal Bruce masuk ke bagian verse dalam hentakan musik berbirama 3/4. Setelah melalui verse kedua kemudian muncul drive2 gitar Murray yang diiringi hentakan musik slow bit funk sebelum akhirnya masuk ke bagian reffrain. Selain itu, lagu "wasting Love" juga disukai para penggemar mereka. Lagu ini dibuka dengan drive2 gitar Murray dalam irama slow bit funk sepanjang 8 bar, kemudian disusul dengan petikan gitar rhytm Gers tanpa iringan alat musik lain hingga vokal Bruce masuk ke bagian verse diiringi petikan gitar rhytm Gers ini. Album Fear in The Dark juga meluncurkan singel yang berhasil menduduki posisi ke-2 yaitu "Be Quick or Be Dead". Lagu ini tampil dengan konsep musik speed metal dengan hiasan rif2 gitar Gers dan Murray. Album ini menjadi album pertama yang menempatakan Gers sebagai penulis lagu, dan bukan merupakan kolaborasi antara Harris bersama Bruce.
    
Seperti biasa, mereka lalu menggelar tour ke beberapa negara seperti yang pertama dilakukan di Amerika Latin. Kemudian mereka juga tampil dalam Monster of Rock Festival serta di tujuh negara eropa. Penampilan kedua mereka adalah di Donington Park yang dihadiri 80 ribu penonton dan kemudian didokumentasikan dalam album serta video berjudul Live at Donington. Sayang, pada tahun 1993 Bruce memutuskan untuk mengundurkan diri dari grup. Namun dia telah menyepakati kerjasama dengan Iron Maiden sebelum keluar dengan merampung dua live album serta beberapa tour sisa. Pertama adalah album A Real Live One yang menyajikan lagu-lagu dari tahun 1986 - 1992 dan dirilis pada bulan Maret 1993. Kemudian yang kedua adalah A Real Dead One yang menyajikan lagu-lagu dari tahun 1980 - 1984 dan dirilis setelah Bruce mengundurkan diri. Salah satu show yang sempat difilmkan oleh BBC adalah ketika Bruce tampil bareng Iron Maiden pada tanggal 28 Agustus 1993. Rekaman video ini kemudian dirilis dengan nama Raising Hell. 
     
Pada tahun 1994, Iron Maiden mengaudisi ratusan calon vokalis. Hingga kemudian Blaze Bayley ditetapkan sebagai vokalis Iron Maiden yang baru menggantikan posisi Bruce Dickinson. Dia berasal dari grup Wolfsbane. Blaze memiliki karakter vokal yang berbeda dengan Paul maupun Bruce. Setelah dua tahun belum memproduksi album, akhirnya album berjudul The X Factor dirilis pada tahun 1995. Album ini merupakan yang hanya mampu menduduki posisi terrendah sejak tahun 1981. Album ini menyajikan komposisi berdurasi 11 menit berjudul "Sign of The Cross". Justru lagu ini durasinya mampu menyamai lagu lawas mereka berjudul "Rime of The Ancient Mariner". Selain itu mereka juga menyodorkan lagu "Man on The Edge" yang mengadaptasi dari cerita Film Falling Down. Lagu ini dibuka dengan hentakan musik yang berselingan drive gitar Murray, kemudian disusul dengan hentakan musik berbirama 2/4 yang up tempo mengiringi vokal Blaze di bagian verse dan reffrain. Usai merilis album yang hasilnya biasa-biasa itu, mereka lalu menggelar tour di tahun 1995 - 1996 dengan kawasan Israel serta Afrika Selatan sebagai tour awal mereka. Dalam tour itu mereka merilis album kompilasi berjudul Best of The Beast yang berisi satu singel terbaru berjudul "Virus". Lagu "Virus" dibuka dengan petikan gitar Gers yang beriring dengan dentaman bas Harris dan bit2 hit hat dari Nicko.

Perlahan-lahan vokal Blaze masuk ke bagian verse dan terkadang berunision dengan hentakan drum Nicko, dentaman bas Harris serta rif-rif gitar yang dimainkan Murray. Hingga musik pada lagu ini mengalir dalam irama rock up tempo.

Mereka baru merilis album baru pada tahun 1998 melalui album Virtual XI. Sayang, album ini lagi-lagi harus berada di chart terrendah dan angka penjualannya tidak sampai angka 1 juta copy di seluruh dunia. Mungkinkah Iron Maiden bakal berakhir dengan dua album yang gagal di angka penjualan serta chart? Hingga kemudian Blaze memilih hengkang dari Iron Maiden pada bulan Februari 1999. Beberapa saat kemudian muncul kabar bahwa Bruce dan gitaris Adrian Smith akan kembali memperkuat Iron Maiden. Sementara Gers masih tetap dipertahankan di grup tersebut. Sehingga band tersebut memiliki tiga gitaris dan itu ditunjukkan mereka saat menggelar tour reuni dalam The Ed Hunted Tour yang cukup sukses. Tour ini diikuti dengan merilis greatest hits Ed Hunter sebuah video game dengan menampilkan mereka sebagai mascotnya.
    
Kemudian tiba waktu yang ditunggu para fans Iron Maiden, yaitu album baru reuni mereka. Album tersebut dirilis pada tahun 2000 dengan judul Brave New World. Judul album ini mengambil dari novel karya Aldous Huxley dengan judul yang sama. Materi album ini benar-benar berbeda dengan kebiasaan Iron Maiden sebelumnya, yaitu mengandalkan sound orkestrasi yang berasal dari perangkat kibor dan nada-nadanya jauh lebih melodik. Sebagai contoh lagu "Ghos In The Navigator" yang dibuka dengan nada-nada melodik melalui permainan gitar Murray dan merupakan nada-nada dari bagian reffrain lagu itu. Atau pada lagu "Blood Brothers" dibuka dengan dentaman bass Harris dan sound string dari permainan kibor dari permainan Harris pula. Itu berarti pada lagu yang berbirama 6/8 ini, sistem rekamannya menggunakan sistem overdub. Mengingatkan dentaman bas dan permainan kibor berbunyi pada saat yang sama. Tour dunia untuk mempromosikan album ini juga digelar dan penampilan mereka paling akbar adalah di acara Rock In Rio Festival yang berlangsung tanggal 19 Januari 2001 di Brazil. Di acara tersebut mereka mampu mengumpulkan penonton hingga 250 ribu orang. Penampilan mereka di acara ini kemudian didokumentasikan dalam video yang dirilis bulan Maret 2002 dengan judul Rock in Rio.
    
Ketika menggelar Give Me Ed Till I'm Dead Tour yang berlangsung di musim panas tahun 2003, mereka merilis album baru berjudul Dance of Death. Album ini justru kembali meraup sukses di seluruh dunia. Mereka mencoba menawarkan konsep musik yang kembali ke era awal seperti di album Peace of Mind atau The Number of The Beast. Sebagai lagu andalan mereka memajang "Montsegur" dan "Paschendale". Komposisi "Montsegur" menghadirkan pola musik mereka yang condong ke irama swing rock up tempo dan tentu saja mengandalkan rif2 gitar dari Murray, Gers, dan Smith. Pada bagian bridge lagu ini vokal Bruce mampu menyatu dalam nada2 permainan gitar Murray. Sementara itu lagu "Paschendale" dibuka dengan bit-bit hit hat yang menyajikan irama prog rock mid tempo dari Nicko. Sementara Murray memainkan nada-nada klasik yang seolah menyajikan scale lagu itu, termasuk ketika mengiringi vokal Bruce. Kemudian lagu ini mengalir dalam irama slow bit funk yang berlamur sound rif2 gitar.
     
Album ini kemudian disusul dengan tour yang mengusung nama Dance of Death World Tour dan mereka tampil di muka 750 ribu penggemarnya dalam periode empat bulan antara tahun 2003-2004. Di Amerika, Eropa, dan Jepang, tiket mereka telah ludes terjual. Kemudian dalam penampilan di Westfalenhalle - Dortmund - Jerman, sempat direkam dalam album live Death on The Road yang dirilis tahun 2005. Album ini juga dirilis bersamaan dengan DVD nya. Lalu pada tahun 2005 mereka menggelar tour memperingati 25 tahun album pertama mereka, Iron Maiden dan 30 tahun eksistensi mereka. Tour ini juga didukung dengan DVD Early Days yang dirilis tahun 2004 yang didalamnya terdapat singel "Number of The Beast" yang diarransemen ulang dan berhasil menduduki posisi ke-3 di Inggris. Tour ini mampu mengumpulkan para penggemarnya dalam jumlah cukup banyak, seperti misalnya saat mereka tampil di Ullevi Stadium - Swedia, disaksikan sekitar 60 ribu penonton. Konser ini disiarkan secara langsung melalui jaringan satelit dan disaksikan 60 juta pemirsa.
    
Tiga tahun setelah merilis album Dance of Death, masih dengan formasi yang sama, mereka merilis album berjudul A Matter of Life and Death pada musim panas tahun 2006. Pada album ini mereka berevolusi ke dalam format musik progressif rock, dan banyak menumpahkan aspek heavy metal seperti halnya pada album - album mereka di awal tahun 1980-an. Sebagai contoh komposisi "Different World" yang pola musiknya mengingatkan pada pola musik mereka pada album-album awal seperti di album Iron Maiden (1980) atau Killers (1981). Sedangkan pola musik progressif rock bisa dijumpai pada komposisi "These Colours Dont Run" yang menyajikan permainan gitar Murray - Smith mampu bersinergi atau berunision dengan permainan bas Harris. Mereka langsung menggelar serangkaian tour, termasuk merekam sessi live di album studio Abbey Road, studio rekaman bersejarah yang merupakan tempat The Beatles merekam album - albumnya. Sessi rekaman di Abbey Road ini berlangsung pada bulan Desember 2006 dan direkam dalam album Live From Abbey Road. Mereka juga tampil bersama Natasha Bedingfield dan Gipsy Kings pada bulan Maret 2007 di Channel 4 Inggris lalu dilanjutkan penampilan di Sundance Channel Amerika pada bulan Juni 2007.     
     
Pada tahun yang sama mereka merayakan 25 tahun sukses album The Number of The Beast melalui tour yang dipadukan dengan promo album mereka terakhir. Sehingga tour tersebut mengusung nama A Matter of The Beast. Aksi mereka dalam memperingati album yang sukses itu dilakukan pada panggung2 musik festival kelas besar di seluruh dunia. Pada aksi tersebut mereka membawakan lima lagu dari album A Matter of Life and Death dan lima lagu dari album The Number of The Beast. Selain itu untuk kali pertama mereka juga tampil di Dubai Desert Rock Festival pada tahun 2007 di hadapan 20 ribu fans. Mereka juga untuk kali pertama tampil di India dengan menggelar konser di Bangalore di hadapan 45 ribu penonton yang memadati Bangalore Palace Grounds. Mereka juga tampil di Inggris di acara Download Festival yang berlangsung di Donington Park untuk ke empat kalinya dalam karir mereka. Lalu pada tanggal 5 September 2007, mereka berencana menggelar Somewhere Back In Time World Tour yang baru terlaksana setahun kemudian. Pola panggung disesuaikan dengan pola panggung mereka di tahun 1980-an. Tour tersebut untuk kali pertama digelar di Mumbai - India pada tanggal 1 Februari 2008 dengan tampil di hadapan 30 ribu penonton. Tour ini berlangsung di 21 kota dalam 24 konser dan menempuh perjalanan sepanjang 50 ribu mil serta mencarter pesawat Ed Force One.
    
Masih di tahun 2008, tepatnya pada tanggal 12 Mei mereka merilis album kompilasi lagu berjudul Somewhere Back in Time. Album ini berisi materi dari album pertama hingga album Seventh Son of The Seventh Son (1988) serta sebagian materi Live After Death. Pada tahun tersebut, mereka masih rajin menggelar tour di kawasan Inggris bertempat di Twickenham Stadium hingga di melalui Peru, Venezuela, India, dan berakhir di Florida pada tanggal 2 April 2009. Dalam tour tersebut, mereka mampu mengumpulkan penonton terbanyak di Sao Paulo pada tanggal 15 Maret 2009 sebanyak 100 ribu penonton. Masih dalam suasana tour itu, pada tanggal 20 Januari 2009 mereka meluncurkan film dokumenter berjudul Iron Maiden - Flight 666. Film ini menggambarkan perjalanan tour mereka dalam Somewhere Back In Time Tour yang berlangsung dari bulan Februari - Maret 2008. Film ini diproduseri oleh Banger Productions dan dirilis di bawah label Universal Music Group di Amerika dan EMI Records.
    
Melalui wawancara radio dalam promo film Flight 666, drummer Nicko Mc Brain menyatakan bahwa pada tahun 2009 tengah merampungkan album baru yang kemudian berjudul The Final Frontier. Masih di tahun 2009, mereka diganjar penghargaan BRIT Awards untuk Best Live Act. Sedangkan album The Final Frontier bakal dirampungkan pada tahun 2010, kemudian disusul dengan tour dunia yang telah menjadi tradisi bagi mereka. Ketika tengah sibuk menyelesaikan album The Final Frontier, pada bulan Desember 2009 mereka mempersiapkan diri untuk tampil dalam Summer of 2010 Festival. Kemudian disusul dengan Sonisphere Festival di Inggris, lalu tampil di Swedia, dan Finlandia. Acara Wacken Open Air di Jerman juga tidak mereka lewatkan hingga acara Soundwave Festival yang berlangsung di Australia pada tahun 2011.
     
Sementara album The Final Frontier baru dirilis pada tanggal 16 Agustus 2010. Album ini mengandalkan "Satellite 15" yang dibuka dengan sound efek gitar kemudian disusul dengan permainan drum nan variatif cukup panjang dari Nicko. Murray menyisipkan drive2 gitar sepanjang permainan drum nan variatif itu. Ketika ketukan drum terhenti dan hanya menyisakan permainan gitar nan singkat, vokal Bruce masuk ke bagian verse dengan iringan genjrengan gitar Gers. Setelah melalui verse pertama, Nicko langsung memainkan bit2 yang berunision dengan rif2 gitar dari Smith, sedangkan Murray masih asyik memainkan drive2 gitar mengiringi vokal Bruce. Kemudian musik mereka mengalir dalam irama rock up tempo.

Album ini kemudian menduduki posisi pertama di 28 negara termasuk di Kanada. Sedangkan di Amerika harus puas menduduki posisi ke-4. Namun akhirnya, album ini mampu menduduki posisi puncak di 10 negara lainnya di bulan September 2010. Termasuk menduduki posisi pertama selama tiga minggu dalam Billboard Hard Rock Albums dan tiga minggu di posisi puncak dalam European Album Chart. Sementara untuk tour, telah mereka lakukan sejak musim panas tahun 2010 di Amerika dan Eropa. Tour ini juga berlanjut hingga tahun 2011 termasuk Indonesia salah satunya sebagai negara yang masuk dalam jadwal tour mereka. Sedangkan tour ini akan berakhir tanggal 6 Agustus 2011 di The O2 Arena - London.

Anggota
Bruce Dickinson - vokal (1981-1993, 1999-sekarang)
Dave Murray - gitar (1976-sekarang)
Adrian Smith - gitar (1980-1990, 1999-sekarang)
Janick Gers - gitar (1990-sekarang)
Steve Harris - bas (1975-sekarang)
Nicko McBrain - drums (1983-sekarang)

Pendiri
Steve Harris
Dave Murray (menggantikan Dave Sullivan setelah 2 bulan)
Paul Di 'Anno - vokal (1975-1976)
Terry Rance - gitar (1975-1976)
Ron Matthews - drums (1975-1977)

Diskografi
Iron Maiden (1980)
Killers (1981)
The Number of the Beast (1982]
Piece of Mind (1983)
Powerslave (1984)
Somewhere in Time (1986)
Seventh Son of a Seventh Son (1988)
No Prayer for the Dying (1990)
Fear of the Dark (1992)
The X Factor (1995)
Virtual XI (1998)
Brave New World (2000)
Dance of Death (2003)
A Matter of Life and Death (2006)
The Final Frontier (2010)

Tuesday, December 10, 2013

Biografi Helloween

 
siapa yang tidak tahu Helloween, kali ini saya akan mencoba menulis biografi mereka dan mengulasnya
 
 Sejarah tentang Helloween dimulai pada tahun 1978, saat Kai Hansen (vokal/gitar) dan Piet Sielck (vokal/gitar) bermain dalam sebuah band bernama “Gentry” di Hamburg. Sampai pada tahun 1981, Gentry berganti nama menjadi “Second Hell”, yang kemudian didukung oleh Markus Groskopf (ex-Traumschiff) pada bass dan Ingo Schwichtenberg pada drum. Setelah Sielck meninggalkan Second Hell untuk menjadi seorang sound engineer, Band ini kemudian berganti nama lagi menjadi “Iron Fist”. Di tahun 1982 Michael Weikath, Seorang pemain gitar dari sebuah band lokal “Powerfool”, mencoba bergabung dengan Kai dan bandnya, namun akhirnya pun memutuskan untuk bergabung juga dalam Iron Fist. Pada tahun 1984, perusahaan rekaman kecil bernama Noise mengajak band ini untuk ikut serta dalam pembuatan kompilasi album “Death Metal”.
 
 Tetap tidak puas dengan hasil mereka, Iron Fist sekali lagi merubah namanya menjadi “Helloween”, Sebuah nama yang dicetuskan oleh Ingo Schwichtenberg, bersamaan dengan ide untuk mengganti maskot lamanya dengan sebuah labu dan untuk membuat proyek labu ke lagu-lagu yang lebih spesifik, yang mana kemudian akan menjadi ciri khasnya Helloween. Kontribusi pertamanya pada Rekaman album “Death Metal” masih kurang baik, versi slownya “Metal Invaders” dan yang kedua adalah sebuah lagu yang ditulis Weikath untuk band Powerfool berjudul “Oernst Of Life”.Di tahun 1985 Helloween Merilis mini album berisikan 5 Lagu Berjudul “Helloween”, yang disebut juga dengan “the Mini-LP”, dan pada bulan oktober keluarlah “Walls Of Jericho” yang berisikan “Metal Invaders” dalam versi yang sudah disempurnakan. Kedua Rekaman tersebut diproduseri oleh Harris Johns. dan kemudian diikuti dengan sebuah EP berjudul “Judas” album ini dibuat untuk mencoba studio “Horus” di Hamburg. Helloween sudah dapat menarik perhatian para media dan mendapat sambutan yang positif. pada bulan November 1986, sementara tour berlangsung untuk promosi rekaman ini, Hansen menyadari bahwa kemampuan menyanyinya terhambat, untuk band ini yang mulai melangkah naik. Lebih lagi, dia merasa terlalu memaksakan diri dengan tour yang panjang dan ketat, yang mana akan berakibat buruk untuk suaranya. Ralf Scheepers yang berasal dari sebuah band bernama Tyran Pace setuju untuk menyelesaikan tour ini bersama dengan Helloween tetapi tidak berkeinginan untuk bergabung kedalam band. Untungnya, setelah tour selesai didapatkanlah seorang penyanyi muda yang sempurna dalam umur yang ke 18 bernama (silver-throat) Michael Kiske (ex-Ill Prophecy). Pada bulan Desember setelah merasa cukup perfaya diri untuk membuat sebuah double-album, tetapi Noise, label mereka menolaknya. Yang mana kemudian album yang dikeluarkan tahun 1987 volume pertama dari sebuah konsep double album.

“Keeper Of The Seven Keys Part I” yang diprodeseri oleh Tommy Newton/Tommy Hansen mendapat banyak sambutan yang sangat antusias. Helloween bahkan mendapatkan kesuksesan di America dan Jepang dan bahkan sudah mempunyai fans yang banyak. Bagian keduanya dirilis tahun 1988 dengan judul “Keeper Of The Seven Keys Part II”, yang bahkan mejadikannya lebih sukses lagi dari yang diduga. Sebelum tour berjalan, Helloween menyewa seorang pemain keyboard bernama Ja’rn Ellerbrock sebagai pemain tetap selama tour. Tour Dunia bertajuk “Pumpkins Fly Free” adalah tour tersukses mereka namun pada bulan Desember Kai Hansen meninggalkan band ini karena masalah pribadi dengan personil yang lain. Kai kemudian pindah untuk kemudian membentuk Band buatannya sendiri bernama “Gamma Ray”. Dibulan Januari 1989, Helloween menemukan pemain gitar pengganti bernama Roland Grapow (ex-Rampage) berasal dari Hamburg, yang ikut meyelesaikan tournya hingga selesai. Pada tahun yang sama pula, sebuah album live dirilis dalam beberapa judul, yaitu: “Live In The U.K.” di Eropa,“I Want Out - Live” di Amerika dan “Keepers Live” di Jepang. Agar supaya uang mengalir terus, Noise record merilis 2 the Best album, yaitu: “The Best, The Rest, The Rare” dan “Pumpkin Tracks” di tahun 1989. Akhirnya pun Helloween Menyadari bahwa band ini telah di peras oleh Noise Record dan akhirnya memutuskan untuk pindah ke Major Label EMI. Noise Record akhirnya mengambil jalan hukum dengan berdalil bahwa Helloween telah telah memutuskan kontraknya. Helloween akhirnya memenangkan kasusnya dipersidangan biasa tetapi mendapat kekalahan di pengadilan tinggi. Helloween terancam larangan dalam merilis lagu-lagu mereka. Mereka tidak diijinkan merilis lagu-lagu mereka terkecuali di Noise Record. Hal ini meninggalkan banyak pertanyaan kepada para fans di Eropa mengenai apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan Helloween.

Akhirnya pada tahun 1991 single “Kids Of The Century” untuk album baru dirilis, yang berisikan sebuah pesan dari band ini tentang kevakuman mereka selama hampir 3 tahun dan kenapa mereka tidak dapat merilis album baru mereka selama persidangan masih berjalan. Album pertama dengan Grapow, “Pink Bubbles Go Ape”, menjadi kesuksesan mereka yang komersil tetapi tetap terlihat lebih rendah dari kesuksesan album sebelumnya. Hampir seluruh kesalahan dilimpahkan kepada produser Chris Tsangarides mengenai hal produksi dan mixingnya, tetapi dalam hal ini penulisan lagu juga tidak terlalu terfokus. Namun begitu, album ini pun memiliki beberapa lagu yang sangat bagus dari semua personil.Masalahnya tidak hanya itu saja, masih ada lagi masalah yang semakin berkembang yaitu konflik diantara personil, disatu sisi terdapat Kiske/Schwichtenberg dan disisi lain terdapat Weikath/Grapow. Weikath mencoba mengajak temannya Andi Deris, Vokalis dari sebuah Band bernama Pink Cream 69, untuk bergabung bersama Helloween, tetapi Andi merasa masih cocok dengan bandnya. Karena permasalahn mereka yang cukup besar, Helloween takut akan tidak mendapatkan hasil sama sekali, lalu mereka segera meluncurkan album “Chameleon” di awal tahun 1993, yang mana terlihat seperti sebuah reuni dengan produser lama mereka Tommy Hansen, tetapi album ini pun malah tidak mendapatkan kesuksesan sama sekali. Terlepas dari produksi album yang bagus dan banyaknya lagu-lagu yang berkualitas, hal ini menyebabkan Helloween kehilangan banyak fans, untuk beberapa fans mungkin dapat menerima musik baru Helloween yang mulai beraliran AOR dan mainstream rock, Yang hal ini tidak diharapkan dari musiknya Helloween. Penampilan yang minim dalam tour meraka cukup memperlihatkan ketegangan yang sedang terjadi dalam band mereka saat itu. Sebelum tour ke Jepang, pemain drum mereka Schwichtenberg mwndapat masalah dalam penyalahgunaan obat-obat terlarang, dan kemudian digantikan oleh pemain drum pengganti bernama Richie Abdel-Nabi. Lebih parah lagi, Helloween bahkan dipecat oleh EMI.

Setelah berakhirnya tour pada bulan Desember 1993, Abdel-Nabi dikeluarkan dari posisinya yang mana merupakan pemikiran hampir seluruh personil bahwa beliau tidak cocok untuk posisinya. Ketegangan bertambah parah dan semakin memanas, dan 2 minggu sebelum proses perekaman selanjutnya,Helloween memecat Kiske, dan untuk seterusnya Band ini tidak ingin bergabung lagi bahkan dilain waktu. Weikath menghubungi Deris untuk yang kedua kalinya dan meyakinkan dia untuk mengambil posisi yang pas. Pada masa itu Band Pink Cream 69 mulai tidak berkembang, dan dia pikir selama di tidak mengambil pekerjaan orang, Deris Memutuskan untuk mengambil kesempatan ini. Dan Kemudian pada bulan January 1994, Helloween mengajak Uli Kusch (ex-Axe La Chapelle/Gamma Ray) sebagai pemain drum baru mereka dan pindah kontrak ke Castle Communications.

Selama masa produksi untuk album selanjutnya, Helloween era baru merasakan keharusan untuk bangkit lagi seperti Eranya Keeper dan jangan seperti album yang terakhir yang malah menghancurkan band ini. Mereka tahu jika dalam album yang baru ini tidak mendapatkan kesuksesan,mungkin tidak akan ada lagi Helloween. Hal ini membuat terkejut para media, Album “Master Of The Rings” pun sukses dalam waktu yang singkat dan Helloween dapat kembali membangkitkan kekuatan lama mereka, Andi Deris membuktikan bahwa dia merupakan orang yang pantas menggantikan Kiske. Hampir setahun sudah album ini dirilis di Amerika dengan Bonus berisikan tidak lebih dari 7 lagu selain untuk merayakan hal kesuksesan ini. Tetapi Pada tanggal 8 Maret 1995, sebuah tragedi terjadi saat mantan pemain drum Helloween ‘Ingo Schwichtenberg’ bunuh diri di Hamburg.Helloween mendedikasikan album baru mereka nanti untuk Ingo.“The Time Of The Oath”, yang diproduseri oleh Tommy Hansen dan dirilis di tahun 1996, album ini diambil berdasarkan sebuah visi dari Nostradamus, yang berhasil melewati banyak masalah selama bertahun-tahun sebelum Millennium.Selama Tour Keliling dunianya berjalan, para fans merayakan kembalinya Helloween kejajaran musik papan atas. Kurang dari enam bulan kemudian, album live “High Live” diluncurkan, yang direkam pada saat konser di Italia dan Spanyol. Majalah Jepang “BURRN” menobatkan Helloween sebagai band terbaik ditahun 1996.

Tahun 1998 dimulai dengan diluncurkannya boxset berisi 4cd berjudul “Pumpkin Box” dijepang, yang merupakan sebuah hadiah untuk para kolektor helloween yang berisikan lagu-lagu terbaik Helloween dan beberapa interview. ditahun ini juga, Helloween menghadirkan album ketiga mereka dengan formasi baru. “Better Than Row” yang menunjukan keinginan band ini untuk mengambil resiko sebagai album yang menggabungkan elemen baru dengan gaya helloween tradisi yang lama. Band ini mengadakan tour-tournya dengan menjadi band pembuka untuk Iron Maiden. Di tahun 1999, Helloween berkeinginan untuk masuk ke perusahaan rekaman baru, tetapi mereka masih punya kewajiban rekaman satu album lagi untuk Castle. Selain meluncurkan album terbaik dipasaran, mereka merilis “Metal Jukebox”, sebuah album-cover yang berisikan Rock, Pop, dan klasik metal yang menginflunsi mereka dimasa lalu. Lalu ditahun 2000, dengan maksud untuk mendapatkan promosi yang lebih baik, Helloween menandatangani kontrak dengan Nuclear Blast. Yang merupakan saran dari management dan orang-orang disekitar mereka, Helloween Merilis “The Dark Ride” yang diproduseri oleh Roy Z/Charlie Bauerfeind, sebuah album yang sama sekali berbeda dengan album-album sebelumnya, untuk album ini banyak sekali pwnuruna tuned pada gitar dan dengan karakteristik atmosfir kegelapan. Namun, hubungan diantara personil band mulai mengalami keretakan, yang mana Michael Weikath yang sangat menentang dengan perubahan yang tiba-tiba ini, perdebatan pun dimulai dengan Roland Grapow dan Uli Kusch mengenai jalur musik yang mereka ingini untuk Helloween. Weikath kemudian mengeluhkan tentang tidak diajaknya untuk andil bagian dalam produksi album ini. Disatu sisi Weikath menawarkan untuk meninggalkan Helloween untuk memulai sesuatu yang baru. Tetapi Groskopf dan Deris tidak mau hal ini terjadi, dimana terlihat Weikath merupakan pemimpin dimata fans dan jika tanpa beliau, Helloween tidak akan jadi Helloween yang sekarang. Selain mereka berdua menginginkan untuk melanjutkan jalur musik meraka seperti album-album yang lalu, dilain pihak Grapow/Kusch ingin tetap dijalur musik “The Dark Ride”. Akhirnya dalam waktu dekat, ditahun 2001 setelah tour, mereka menanyakan Grapow/Kusch untuk keluar dari Band. Alasan resminya adalah karena mereka terlalu banyak berkonsentrasi untuk proyek album solo mereka. Akhirnya pun menjadi jelas bahwa “The Dark Ride” adalah album dengan penjualan terburuk setelah album “Chameleon”, dan ini tentu saja bukan yang diharapkan oleh Nuclear Blast mengenai kontrak mereka dengan Helloween.

Mark Cross (ex-Metalium) bergabung dengan Helloween, untuk menggantikan posisi Uli Kusch pada Drum. dan masih menyisakan tanda tanya tentang siapa yang akan mengisi posisi Gitaris. Sementara itu, Kusch dan Grapow melengkapi “Masterplan”, sebuah proyek yang memang mereka inginkan untuk format full band.

Setelah mencoba untuk mengajak Henjo Richter (Gamma Ray) untuk bergabung ke Band, Michael Weikath akhirnya mengikuti saran yang diberikan oleh produser Charlie Bauerfeind dan menghubungi Gitaris Sascha Gerstner (ex-Freedom Call). Percobaan dengannnya di Tenerife menunjukan bahwa dia adalah pilihan yang tepat baik itu sebagai gitaris dan juga sebagai personil band, dan untuk posisi yang dapat bertahan lama. Helloween kemudian berniat untuk melanjutkan album mereka. Pada tahun 2003, tepat diawal proses rekaman, Mark Cross didiagnosa terkena mononucleosis, sebuah penyakit yang mengakibatkan sakit pada organ tubuh dan memaksa untuk tidak melakukan aktifitas rutin. Karena Cross tidak dapat melanjutkan posisi drumnya, Helloween kembali kepada Mikkey Dee (Motorhead, ex-King Diamond) untuk menolong mereka. Mereka memilihnya karena Mikkey dikenal sebagai pemain drum yang sangat berbakat dan yang lebih penting lagi bahwa penggantian ini tidak akan salah, tetapi dengan perbedaan jalur musik Proses rekamannya berjalan dengan baik, tetapi akhitnya Helloween pun harus menyadari bahwa pihak asuransi tidak dapat mengatasi ansennya Cross karena penyakitnya tidak akan sembuh dengan cepat dalam waktu 2 tahun. Mereka terpaksa mancari pemain drum lagi. Karena mereka didesak oleh managemen untuk merekam beberapa lagu lagi untuk side-b nya, Helloween kemudian mengundang Stefan Schwarzmann (ex-Accept, ex-UDO), Seorang pemain drum yang dikenal Weikath ditahun 80an, di studionya Groskopf mereka merekam sesi drumnya. Hal ini memperlihatkan bahwa Schwarzmann berkeinginan untuk bergabung dalam band. Setelah itu, Album “Rabbit Don’t Come Easy” yang diproduseri Charlie Bauerfeind dirilis pada bulan Mai 2003. Judul ini diberikan untuk menunjukan bahwa band ini kembali lagi keera yang lebih baik (“happy”), sebagai ungkapan bahwa betapa miripnya peluncuran sebuah album jika dibandingkan dengan pertunjukan trik mengeluarkan kelinci dari dalam topi. Pada bulan Juli 2003, Helloween bersiap-siap di Hamburg, mempersiapkan tour keliling dunia terpanjang mereka. Sejak awal tour dibulan september, fans diseluruh dunia mengelu-elukan penampilan Helloween, yang semakin lebih baik dari sebelumnya. Sebuah tanda bahwa penambahan personil baru ini akan berjalan dengan lancar. Di bulan Oktober 2004, Helloween memulai paska produksi album baru mereka. Di bulan Februari 2005, Schwarzmann dan Helloween mulai mengalami ketidak-cocokan. Selama masa-masa tour barulah terlihat olehnya dan oleh seluruh personil tentang perbedaan diantara mereka, mereka tidak seluruhnya berbagi dalam hal jalur musik mereka. Schwarzmann memutuskan untuk tetap membantu Helloween selama masa produksi sampai ditemukannya pengganti yaitu Dani Loble, Mantan pemain Drum RAWHEAD REXX yang merupakan orang yang cocok untuk Helloween.

Sudah terdengar gosip bahwa Helloween akan merilis kelanjutan dari kedua album legendaris Keeper’s, tetapi sampai saatnya pada bulan Juni, Helloween mengkonfirmasikan perilisan “Keeper Of The Seven Keys - The Legacy”. Single pertama berjudul ” Mrs.God” diluncurkan pada tanggal 4 juli di Asia Tenggara, diikuti oleh seluruh dunia pada tanggal 5 September. Pada tanggal 31 Oktober 2005, Helloween merilis kelanjutan dari album Keeper yang legendaris berjudul “Keeper of The Seven Keys - The Legacy”. Album ini membawa pengakuan yang luar biasa terhadap band ini dan dapat diterima dengan baik di seluruh dunia. Keseuksesan album ini dan tour yang berkelanjutan sangat kuat dan band ini pun merilis DVD live kombo dan CD live Kombo. Di tahun 2007, Untuk merayakan dua tahun kesuksesan mereka, Helloween merilis CD Live Kombo berjudul “Keeper Of The Seven Keys - The Legacy World Tour 2005/2006 - Live In Sao Paulo” dan DVD Live Kombo berjudul “Keeper Of The Seven Keys - The Legacy World Tour 2005/2006 - Live On 3 Continents”.

Setelah sukses dengan rilisan sekuel ketiga dari seri "Keeper of The Seven Keys", dibulan Oktober 2007 Helloween merilis kembali album terbaru mereka yang bertajuk "Gambling With The Devil". Dan langsung dilanjutkan dengan menggelar tur dunia yang bertajuk ”Hellish Rock" world tour 07/08” bersama Gamma Ray yang dimulai awal November 2007.

Thursday, December 5, 2013

Biografi Halestorm


berikut saya akan mencoba mengulas band yang mempunyai vocalis cewek yang cadas.

Halestorm adalah Hard Rock, Heavy Metal, Alternative Rock band dari Red Lion, York County, Pennsylvania, Amerika Serikat, yang dibentuk pada tahun 1998.

Band ini telah aktif dari tahun 1997 dan memulai debut album pada tahun 2009.

Mereka menandatangani kontrak rekaman album dengan Atlantic Records pada tanggal 28 Juni 2005 dan merilis sebuah EP, “One and Done”, yang sekarang sudah tidak diterbitkan lagi, dan menampilkan sebuah versi live “It’s Not You”.

Lagu “I Get Off” mendapat “The Best Single Album” di radio-radio dan dirilis pada akhir November 2009. Pada awal 2010, mereka merilis sebuah video clip untuk promosi mereka yang berjudul “Love/Hate Heartbreak”. Single terbaru Halestorm, “Familiar Taste of Poison”, dirilis pada tahun 2010. Video musik Halestorm resmi dirilis pada 10 Agustus 2010.

Band ini terkenal dengan touring Non-Stop mereka dengan melakukan sebanyak 250 show dalam 1 tahun. Sejak tahun 2006, mereka telah melakukan banyak tour Hard Rock dan Heavy Metal termasuk dengan band-band seperti : Chevelle, Seether, Staind, Papa Roach, Trapt, Three Days Grace, Theory of a Deadman, Buckcherry, Disturbed, Shinedown, Avenged Sevenfold, Megadeth, Hellyeah, dan Heaven & Hell.

Pada 16 November 2010, mereka merilis sebuah Live CD/DVD yang berjudul “Live in Philly 2010". Pada tanggal 22 Maret 2011, Halestorm merilis EP “ReAnimate” yang menghidupkan kembali lagu-lagu dari genre yang berbeda seperti “Out Ta Get Me” Guns N’ Roses, “Bad Romance” Lady Gaga, dan single pertama “Slave to the Grind” Skid Row.

Pada tanggal 24 Januari 2012, Halestorm merilis EP, “Hello, It’s Mz. Hyde”. Pada tanggal 9 April 2012, band ini juga akan merilis album kedua mereka, “The Strange Case Of…” 

Halestorm yang juga merilis album mini “ReAnimate” yang berisi lagu-lagu rock daur ulang milik Guns N’Roses, Skid Row hingga Heart ini dibentuk tahun 1997 oleh sepasang kakak beradik, Elizabeth “Lzzy” Hale (vokal/gitar/kibor) dan Arejay Hale (dram). Sejak tahun 1998, Arejay yang saat itu baru berusia 10 tahun dan Lzzy 13 tahun sudah aktif menulis lagu. Bahkan di usia dini, yakni 5 tahun, Hale bersaudara tersebut sudah mengenal musik dan sama-sama belajar piano.

Dari piano, Lzzy lantas mulai memainkan ‘keytar’, yakni kibor yang dipasangi strap seperti gitar. Sedangkan Arejay memilih mempelajari dram. Menginjak usia 16, Lzzy mulai kursus gitar secara serius. Setelah merasa mantap dengan karya-karya awalnya, tahun 2000, Lzzy dan Arejay lalu merilis mini album bertajuk “Don’t Mess with the Time Man” dengan menggunakan nama Halestorm. Di rekaman album tersebut, ayah kedua remaja ini turut tampil bermain bass. Tiga tahun kemudian, gitaris Joe Hottinger bergabung dan disusul bassis Josh Smith yang direkrut untuk menggantikan posisi sang ayah.

Sejak tahun 2006, Halestorm dikenal sebagai band yang jadwal tur-nya nyaris tak ada jeda. Dalam setahun, mereka bisa tampil sebanyak 250 kali. Termasuk tur di mana mereka bisa sepanggung dengan nama-nama besar seperti Megadeth, Avenged Sevenfold, Disturbed, Papa Roach, Hellyeah, Heaven & Hell dan masih banyak lagi. Mereka juga tampil di beberapa festival rock akbar seperti Rockstar Energy Drink Uproar Festival dan Loud Park Festival di Jepang.

Personil Halestorm
    Lzzy Hale - lead vocals, rhythm and lead guitar, keyboard (1998–present)
    Arejay Hale - drums, percussion, backing vocals (1998–present)
    Joe Hottinger - lead guitar, backing vocals (2003–present)
    Josh Smith - bass guitar, backing vocals (2003–present)

Diskografi
Main article: Halestorm discography

Studio albums

    Halestorm (2009)
    The Strange Case Of... (2012)

Extended Plays

    (Don't Mess with the) Time Man (1999)
    Breaking the Silence (2001)
    One and Done (2006)
    ReAniMate: The CoVeRs eP (2011)
    Hello, It's Mz. Hyde (2012)
    ReAniMate 2.0 (2013)

Live albums

    Live in Philly 2010 (2010)
    In the Live Room (2012)
 

semoga di indonesia juga bermunculan band band cadas yang bervocalis cewek.

Sunday, December 1, 2013

Paul Walker - Aktor Fast and Furious tewas mengerikan Akibat kecelakaan

Siapa yang tidak kenal Paul Walker, aktor yang terkenal lewat perannya di film "Fast and Furious"  yang memerankan karakter Brian O'Connor dalam film Fast and Furious bersama Vin Diesel. meninggal dunia akibat kecelakaan di California, Amerika Serikat (AS) yang mengerikan pada usia 40 tahun. Meski awalnya disebut hoax, situs resmi Paul Walker langsung memberikan konfirmasi.

"Dengan berat hati kami memberikan konfirmasi, Paul Walker memang telah meninggal dunia akibat kecelakaan," tulis admin @RealPaulwalker.

The New York Times, Minggu (1/12/2013), mewartakan, Paul Walker meninggal dunia kemarin, pukul 3.30 P.M waktu setempat. Mobil Porsche GT yang dikendarainya lepas kendali, Akibatnya, Paul walker menabrak pohon besar. Kecelakaan tersebut menyebabkan mobil Paul Walker terbakar dalam sekejap. Nyawa paul Walker tak bisa diselamatkan.

Aktor berusia 40 tahun itu merupakan penumpang dalam mobil Porsche yang kehilangan kendali dan menabrak di Santa Clarita, sebelah utara Los Angeles. Kejadian tersebut menewaskan kedua penumpang di dalamnya.

Celebrity news website TMZ, yang pertama kali melaporkan pemberitaan tentang kematian Paul Walker mengatakan, mobil yang ditumpangi Paul menabrak kotak pos atau pohon, lalu kemudian terbakar. Identitas pengemudi hingga kini tidak diketahui


Tim Paul Walker lewat akun Facebook-nya mengatakan, sang aktor hendak menghadiri acara amal dalam rangka mengumpulkan uang untuk korban bencana Topan Haiyan, Filipina, yang terjadi bulan lalu.


semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT, dan bagaimana dengan film Fast and Furious 7, yang tengah dirampungkan? apakan akan ada perubahan??

Kondisi Mobil yang merenggut Nyawa Paul Williams Walker

Fortress - album terbaru Alter Bridge

Setelah tiga tahun tak terdengar namanya, grup band rock Alter Bridge siap kembali. Comeback mereka ditandai dengan perilisan album mereka yang bertajuk fortress

Musik rock/metal belakangan ini mengalami beragam eksplorasi, Beberapa band menggubah rock menjadi tak lagi seperti aslinya. Tapi pernyataan itu tak berlaku pada unit alternative/metal ternama, Alter Bridge yang baru saja melempar album terbarunya, 'Fortress'. Alter Bridge, seperti menjaga benang merah sekaligus mengajari bagaimana menjaga kesucian rock itu sendiri lewat albumnya yang banyak meminjam lick-lick klasik dan ballad dari band-band penggebu rock 70an, sehingga musik mereka masih terasa murni, asli dan “perawan.”

Tak banyak band yang memainkan hard rock dengan gemilang di era kepungan musik pop seperti sekarang, tapi Alter Bridge dengan lugas membantahnya di track pertama Fortress, “Cry Of Achilles,” yang seperti secercah mentari pada intro pertama dengan gitar klasik ala Arabian, tapi kemudian mentari itu padam digantikan kegelapan yang kering saat memasuki lagunya. Ini menjelaskan satu hal: musik mereka kering dan gelap, layaknya padang pasir pada malam hari, dengan lolongan sang vokalis, Kennedy, yang meletupkan microphone dengan notasi tinggi dan pitch yang maksimal tanpa rasa tertekan. Permainan bagus mereka dipadukan dengan sound gitar yang sungguh berat, juga permainan drum yang bertenaga, menjaga ketukan dengan tempo yang menjurus progressive.

Lagu kedua, “Addicted To Pain,” menyemburkan kekuatan yang terbaca pada musik dan vokal yang tetap prima dan terjaga. Alter Bridge makin menambah serbuk emosi dalam derai distorsi yang intens di nomor-nomor selanjutnya. Di lagu-lagu seperti “Farther Than The Sun” dan “Peace Is Broken,” akselerasi musik mereka mulai meninggi, seperti mentari yang mulai naik. Tapi, oase penyembuh akan hal itu, yang menawarkan kesegaran dan sesuatu yang tampak mulai terang, termaktub di “Lover” dan “Water Rising,” yang mengkombinasikan kekuatan balada slow rock dengan suara vokal yang berkelas. Dua track ini seperti tangga turun, karena sepertinya Alter Bridge sadar, terlalu lama “naik” dalam tempo kencang bisa membuat kebosanan. Yang paling menarik, yang berperan sebagai penyumbang suara di “Water Rising” tak lain dan tak bukan adalah gitaris Mark Tremonti, yang juga mampu melukiskan emosi dalam suaranya–yang juga tinggi–dengan gahar. Track terbaik sekaligus penutup yang sama seperti tajuk album, “Fortress” tampil epik dan memukau. Tak terlampau kencang, juga tak terlampau pelan, tapi cukup epik. Harmonisasi yang pas membuat album ini mempunyai penutup yang sempurna.

Disini Alter Bridge seperti ingin memberi paradoks: kering tapi menyegarkan. Karakter doom rock ala Black Sabbath seperti terasa di momen epik instrumental-nya. Fortress, dirilis dengan jarak yang cukup lama dengan album AB III (2010), dikarenakan para personil mereka sibuk pada proyek musik mereka yang lain: reuni dengan band lama Creed dan proyek dengan Slash oleh sang vokalis. Tapi yang jelas, Alter Bridge tetap mempersembahkan suguhan rock bermutu, orisinil, namun tetap menyegarkan.

Tracklist:
01. Cry Of Achilles
02. Addicted To Pain
03. Bleed It Dry
04. Lover
05. The Uninvited
06. Peace Is Broken
07. Calm The Fire
08. Waters Rising
09. Farther Than The Sun
10. Cry A River
11. All Ends Well
12. Fortress