Wednesday, October 29, 2014

TIPS SINGKAT MEMBEDAKAN SMARTPHONE ASLI ATAU REPLIKA

jaman sekarang ini gadget tidak bisa lagi dipisahkan dari kehidupan manusia, terkadang kita membutuhkan gadget yang super canggih untuk menunjang dan mempermudah suatu pekerjaan. banyak smartphone ASPAL (asli atau palsu) yang beredar di masyarakat. 

banyak sekali artikel membahas cara membedakan produk replika di lihat dari menu, bazer, layar sentuh,ukuran cpu,koneksi internet,dan banyak lagi,dan ada sebagian membandingkan hp replika dengan ori dari ukuran dan ketebalan produk,hal ini memang bisa membedakan hp replika dengan hp ori,namum hal ini sedikit lebih memerlukan sebuah produk original,untuk di bandingkan,

jika tidak tersedia produk original di samping anda,saya yakin anda akan kebinggungan membedakan produk ini,dan perlu proses waktu yang lama untuk membeda kedua produk,hal ini di sebabkan oleh tampilan desain yang mirip berserta os yang di gunakan juga sama-sama android jelly bean.

tingkat akurat dari pembandingan hp langsung mermerlukan waktu cukup lama dan tingkat ketelitian yang baik,jika tidak teliti pasti anda bisa gagal membedakan produk ini,nama juga hp super copy,pasti nya produk nya di buat semirip mungkin dengan asli nya.

berikut tips dari saya untuk anda yang mungkin nanti bermanfaat buat anda yang baru ingin membeli produk baru,atau tips ini juga anda bisa gunakan untuk melakukan cek pada perangkat smartphone atau tablet pc miliki teman anda,mana tau produk yang teman anda gunakan tersebut merupakan produk replika :D 

cara ini sangat mudah dan cepat serta tingkat akurat membedakan ponsel ini original atau replika 100%,berikut tips yang anda harus lakukan untuk membedakan produk,apakah produk ini replika atau original,

langkah pertama matikan smartphone atau produk yang ingin cek kualitas nya
pastikan perangkaat sudah dalam keadaan 100% mati

jika sudah silahkan tekan pada tombol power dan secara bersamaan tekan tombol volume,dan tombol home,tekan 3 tombol itu secara bersamaan,jangan di lepaskan sampai produk tersebut hidup dan menampilkan sistem dari produk tersebut.hal ini hampir mirip dengan cara root os android,hanya saja cara ini bisa di gunakan pada hp replika untuk melakukan cek perangkat,

jika perangkat tersebut replika ketika masuk ke sistem tertulis mediatek dan muncul robot hijau di sudut,dan setelah masuk ke sistem tulisan di sistem adalah tulisan mandarin,maka produk tersebut adalah produk replika,

jika tampilan berbahasa ingris dan tampilan robot hijau di depan yang besar maka produk tersebut meruapakan produk original

cara ini bisa di lakukan untuk cek samsung galaxy s4 replika/supercopy.galaxxt tab 2 replika,galaxy note replika dan banyak lagi,tips ini bisa anda terapkan dengan mudah dan cepat,hal ini di sebab kan tips ini tidak memerlukan ketelitian dalam cek ukuran,desain mirip atau tidak,tombol navigasi dan banyak lagi seperti di bahas di web lain,cukup menekan tombol power dan volume secara bersamaan dalam beberapa saat maka anda sudah bisa mengetahui apakah produk tersebut replika atau original

semoga artikel ini bisa membantu para membaca untuk hati-hati dalam membeli gadget. 

BIOGRAFI THE S.I.G.I.T

The S.I.G.I.T bukanlah sebuah band karbitan yang sekedar mengandalkan unsur keberuntungan. Perjalanan karir mereka dimulai dari pertemanan semenjak duduk di bangku sekolah menengah pertama. Proses demi proses mereka lalui hingga kini The S.I.G.I.T banyak dianggap sebagai salah satu grup musik garda depan dari generasi muda di dunia musik rock Indonesia. 

Pada awalnya, para personil The S.I.G.I.T yakni Rektivianto Yoewono (Vocal, gitar), Farri Icksan Wibisana (Gitar), Aditya Bagja Mulyana (Bas, vokal latar) dan Donar Armando Ekana / Acil (Drum) hanyalah sekumpulan pecinta musik akut yang setiap hari di kepala mereka berisi band-band favorit serta segala seluk beluk teknis musik seperti gitar, efek ataupun cerita-cerita biografi. “Mungkin tarafnya sama seperti anak remaja yang menggilai pemain bola dan tim sepak bola,“ kenang Rekti mengenai masa remajanya dulu.

Berangkat dari kecintaan yang dalam terhadap musik serta mengidolakan berbagai band yang sama, maka kala itu mereka berempat sepakat untuk mengubah predikat selama ini dari pendengar musik menjadi pemain musik.

Kemampuan bermain musik yang mereka pelajari secara otodidak menjadi modal awal untuk menjadi ‘anak band’. “Skill permainan masing-masing juga berawal dari tahap yang sama dan pengembangan skill permainan dan pembuatan lagu juga diasah bareng selama ini,” tukas Rekti.

Walau sudah bermain musik bersama sedari SMP (1997), namun nama The S.I.G.I.T baru digunakan pada tahun 2002, saat mereka tengah duduk di bangku perguruan tinggi seiring juga mereka memfokuskan diri untuk memainkan lagu-lagu ciptaan sendiri. Sebelum menggunakan nama The S.I.G.I.T, band ini kerap memainkan berbagai lagu dari banyak band idola mereka seperti Led Zeppelin, The Clash dan The Stooges.
Nama The S.I.G.I.T sendiri merupakan kepanjangan dari The Super Insurgent Group of Intemperance Talent yang merupakan buah pikiran Rekti yang terinspirasi dari nama-nama band di luar sana yang kerap menggunakan singkatan yang memiliki banyak arti.

Penampilan perdana mereka di bawah nama The S.I.G.I.T terjadi pada tanggal 23 Oktober 2003 dalam sebuah acara fakultas Arsitektur, Universitas Parahyangan. Kebetulan Farri dan Acil memang berkuliah disana. Setelah penampilan perdana tersebut, nama The S.I.G.I.T pelan-pelan mulai bergaung di kalangan kampus. Acara demi acara di kampus mulai menjadi santapan mingguan mereka.

Hingga pada saat itu, mereka mendapat tawaran dari Spills Records untuk merilis sebuah mini album. Di tahun 2004, debut mini album yang hanya dikerjakan dalam waktu dua minggu akhirnya dirilis dan mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Walau begitu, pemunculan mereka kala itu juga tidak lepas dari komentar miring sebagian pihak yang menganggap mereka hanyalah band yang mengikuti tren saja. Anggapan itu muncul karena musik rock yang mereka mainkan serupa dengan musik garage rock yang di awal periode 2000-an sedang naik daun. Untuk anggapan miring tersebut, Rekti berpendapat, “Memang kebetulan pada era awal 2000an sedang marak band-band rock revival seperti The Strokes, The Datsuns, The White Stripes dan mereka saat itu ‘dilabeli’ sebagai garage rock. Memang kami mengikuti dan mendengarkan band-band tersebut. Bukan karena sedang booming, melainkan karena kami selalu menggemari musik semacam itu. Dan yang kami rasakan saat itu adalah euforia. Bayangkan gimana rasanya aliran musik yang anda gemari bangkit kembali dan bermunculan lagi band-band yang menarik. Namun tanpa adanya booming garage rock pun saya yakin kami akan menjadi band seperti kami sekarang, yang mendapatkan banyak influence dari band rock 60-70an.”

Promosi Word of Mouth
The S.I.G.I.T adalah satu dari sekian band yang lahir di periode 2000 di Bandung. Sebuah masa dimana menurut mereka adalah stagnan dan pasif jika dibandingkan dengan periode musik era 90-an di Bandung. “Kalau dilihat dari intesitas acara, tahun 90’an scene-nya lebih hidup. Walaupun acara-acara yang diadakan masih modal udunan (patungan) dan non-profit, namun semua pelaku yang terlibat di dalamnya sangat aktif dan sungguh-sungguh. Etos DIY (Do It Yourself) sangat kuat pada masa itu. Hampir semua band yang punya lagu sendiri merilis album (dengan modal sendiri juga),” ucap Rekti.

Namun walau The S.I.G.I.T lahir di era musik yang bisa dikatakan tidak cukup bergeliat dibandingkan era sebelumnya, mereka mengakui bahwa peran berbagai komunitas yang tersebar di Bandung ini cukup berperan pada karir mereka pada khususnya dan karir banyak band independent lainnya di kota Bandung. Semenjak periode 90-an, Bandung dikenal sebagai kota kreatif yang memiliki ikatan berbagai komunitas yang cukup kuat. Dari situlah, semua sektor yang ada saling melengkapi. 

“Komunitas itu biasa terbentuk tanpa sengaja. Biasanya awalnya hanya bermain bersama dan berlanjut menjadi sebuah kegiatan bersenang-senang. Hal ini membuat orang-orang yang terlibat menjadi lebih santai. Lebih mengedepankan sisi kekeluargaan atau pertemanan serta mudah berbaur. Makanya jarang ada perselisihan antar komunitas karena batas antara komunitas yang satu dengan yang lainnya juga tidak jelas. Keuntungan dari kondisi tersebut adalah: semua orang kenal semua orang (everyone knows everyone) dan relasi terjalin lebih mudah dan cepat. Kemudian terjadilah penyebaran berita mengenai sebuah band (word of mouth), berita sampai ke tangan orang yang tepat (radio, majalah, label, dll yang biasanya juga masih dalam lingkaran everyone knows everyone) Pada akhirnya sebuah band mendapatkan apa yang mereka butuhkan.” kata Rekti.

Hubungan erat antar komunitas ini terus berjalan beriringan. Semua sektor saling terkait. Dari musik hingga fashion. Dari sini, musik pun dapat menjadi salah satu faktor pendukung industri kreatif. Contoh paling nyata adalah merchandise band. Rekti berpendapat, “Penjualan merchandise seperti kaos adalah contoh komoditi ekonomi sebuah band yang paling gamblang. Jika sebuah band memiliki penggemar yang banyak dan memiliki produk merchandise yang menarik tentunya penjualannya akan berbanding lurus. Menurut saya sih hubungan antara band dan sebuah clothing adalah mutual. Sebuah band yang bagus akan menarik perhatian pembeli produk clothing. Sebaliknya sebuah clothing yang kredibilitasnya bagus akan membantu mengangkat nama band.”

Satu hal yang pasti, target pasar dari penjualan merchandise sebuah band adalah penggemar dari si band itu sendiri. Semakin besar komunitas penggemar pada sebuah band, maka akan besar juga kemungkinan merchandise tersebut akan dikonsumsi. Untuk The S.I.G.I.T mereka telah memiliki basis penggemar yang cukup besar. Penggemar The S.I.G.I.T menamakan diri mereka sebagai The Insurgent Army.

The Insurgent Army berawal dari penggemar yang dulu bersekolah di Taruna Bakti. Mereka selalu hadir dalam setiap pertunjukkan dan selalu bertambah jumlahnya setiap kalinya. “Peran penggemar yang paling terasa adalah upaya mereka dalam membantu kami menyebarkan berita atau word of mouth. Semakin luas cakupan word of mouth, semakin kuat fanbase. Maka dari itu bisa saya katakan kalau The S.I.G.I.T bisa seperti sekarang karena bantuan dan antusiasme dari fanbase. Tanpa ada mereka kami tidak akan seperti sekarang mengingat minimnya coverage dari media besar seperti televisi,” ujar Rekti mengenai basis penggemar The S.I.G.I.T yang ia sangat hargai itu.
Berbicara di Dunia Internasional

Dengan ramuan musik yang rancak serta basis penggemar yang besar, pada perjalanan karir selanjutnya, The S.I.G.I.T menjadi incaran dari berbagai label musik. Pilihan mereka lalu jatuh kepada FFCUTS, sebuah divisi khusus musik rock dari label FFWD yang dikenal sukses menaungi band Mocca. Di bulan Desember 2006, The S.I.G.I.T akhirnya merilis debut album penuh mereka yang bertajuk Visible Idea of Perfection. Tidak berapa lama, sebuah label asal Australia, Caveman juga tertarik untuk merilis album The S.I.G.I.T di negeri kangguru. Maka pada bulan Juni 2007, album Visible Idea of Perfection resmi beredar di seluruh Australia. Dan untuk mendukung promo album, pada tahun yang sama, The Sigit menggelar tur selama sebulan penuh dimana mereka bermain di sembilan kota dan tampil di 16 panggung berbeda.

Setelah itu, nama The S.I.G.I.T kian bergaung di dunia internasional. Di tahun 2008 mereka diundang tampil dalam salah satu festival musik terbesar di Amerika Serikat, South by Southwest (SXSW) di Texas. Namun karena bermasalah dengan visa, maka kepergian mereka akhirnya ditunda hingga tahun 2009 dimana mereka tidak hanya tampil dalam festival SXSW, namun juga tampil di panggung-panggung pada kota Los Angeles dan San Fransisco.

Banyak pengalaman dan pelajaran yang dipetik oleh mereka selama perjalanan ke luar negeri. “Kesan yang paling bersisa adalah pengalaman mengamati pola kerja band disana. Bagaimana mereka menjalani sebuah tur, mempersiapkan diri mereka, penampilan mereka. Banyak hal yang kami pelajari dalam hal-hal terebut. Mereka sangat sistematis. Mungkin karena infrastruktur industri hiburan dan musik sudah mapan sehingga segalanya seperti memudahkan musisi dalam bekerja. Di sana seorang musisi atau band tidak perlu pusing dengan masalah sepele seperti venue, peralatan, ketepatan waktu, keamanan, equipment dan hal kecil lainnya. Mereka hanya dipusingkan oleh masalah bagaimana membuat lagu yang bagus dan bagaimana menampilkan sebuah pertunjukkan yang menarik. Makanya mereka terlihat lebih fokus dengan apa yang mereka kerjakan,” jelas Rekti panjang lebar.

Antara Materi dan Kesuksesan
Sementara itu apa yang terjadi di kehidupan para personil The S.I.G.I.T itu sendiri hingga saat ini mereka belum tentu bisa 100 persen fokus terhadap kegiatan bermusik yang mereka cintai. Yang menjadi dasar, tentunya faktor penghasilan yang belum bisa menghidupi secara keseluruhan. Karena itu di sela-sela kegiatan bermusik, beberapa personil The S.I.G.I.T masih ‘harus’ menjalani kegiatan pekerjaan lainnya.

Rekti mengakui bahwa keinginan untuk menjadi full time musician itu sebenarnya telah ada di benak mereka. “Alangkah indahnya kalau kami bisa menjadikan band sebagai full time. Kenyataannya tidak semudah yang dibayangkan. Penghasilan yang didapat dari band saat ini masih menjadi pendukung untuk mengemban inventaris peralatan. Uang yang kami dapat dari band biasanya digunakan untuk beli peralatan musik dalam rangka mendukung pembuatan lagu yang kami idam-idamkan. Saya jadi teringat wejangan dari seseorang yang pernah bilang ‘usaha dulu yang tekun, uang pasti menyusul.’ Kalau mikir uang terus jadinya stres. Selama masih bisa ngeband tanpa harus menjual barang, saya pribadi sih enggak apa-apa. Lagi pula saya pribadi enggak punya hasrat terhadap harta yang berlebih. Kalau kaya pun pasti uangnya buat beli alat musik atau piringan hitam. Jadi menurut saya, saat ini tahap band kami adalah full time musician for musical purpose dan another job for another purpose.”
Dengan berbagai penghargaan dan popularitas yang mereka dapat sejauh ini, The S.I.G.I.T mengaku masih berusaha keras untuk dapat menghasilkan karya sebagus mungkin. Karena mereka merasa masih belum puas dengan apa yang telah dihasilkan selama ini. “Yang pasti kita nggak pengen cepet puas karena kalau udah puas akan kehilangan tujuan.”

Bagi The S.I.G.I.T definisi sukses bagi sebuah band bukan hanya dinilai dari materi. Sukses bisa berasal dari berbagai unsur lain selain materi. Dari awal terbentuk, mereka menjalani karir musik ini tanpa ambisi yang besar. Bagi mereka, lebih baik fokus berkarya dan terus bertahan daripada hanya memikirkan bagaimana bisa mendapatkan uang yang banyak dari bermain band. Menurut Rekti, “Kalau ngeband dengan persepsi suksesnya materi, lebih baik cari kerjaan lain aja.” 

BIOGRAFI LINKIN PARK


siapa yang ga kenal band LINKIN PARK  kali ini saya akan sedikit mengulas biografi mereka.
Linkin Park adalah grup musik beraliran nu metal dan rock alternatif yang berasal dari Agoura Hills, California, di Amerika Serikat. Mereka sempat beberapa kali berganti nama, antara lain Xero, Hybrid Theory, hingga nama Linkin Park sampai sekarang. Nama "Linkin Park" sendiri merupakan plesetan dari nama sebuah taman di Los Angeles, Lincoln Park.

Sebelum Chester Bennington menjadi vokalis Linkin Park, Mark Wakefield lebih dulu menjadi vokalisnya. Namun, ia keluar dari Linkin Park untuk mencari proyek lain (menjadi manajer grup band Taproot)– saat itu menggunakan nama Hybrid Theory – untuk menjadi manajer grup musik Taproot. Bassis Dave Farrell alias "Phoenix" juga pernah keluar sebentar dari Linkin Park untuk mengikuti tur bersama band lamanya, Tasty Snax. Sedangkan 4 personel lainnya – Brad Delson, Mike Shinoda, Joe Hahn, dan Rob Bourdon – selalu bertahan di Linkin Park sejak awal pembentukannya.

Linkin Park telah merilis 5 album studio, yaitu Hybrid Theory, Meteora, Minutes to Midnight, A Thousand Suns, dan Living Things. Linkin Park juga merilis album Live in Texas, Reanimation, dan Collision Course, serta Hybrid Theory EP. Linkin Park sukses dalam memopulerkan lagu-lagunya seperti Crawling, In the End, Numb, Somewhere I Belong, dan What I've Done. Secara total, album-album Linkin Park telah terjual sebanyak 50 juta keping.

AWAL MULA TERBENTUK
Awal pembentukan Linkin Park yaitu pertemuan Mike Shinoda dan Brad Delson (gitaris Linkin Park) di kelas 7. Lalu mereka membentuk band bernama Xero. Brad juga bermain untuk band Relative Degree, salah satu personelnya yaitu Rob Bourdon (drummer Linkin Park). Mike berkenalan dengan Rob melalui Brad dan Rob bergabung dengan Xero. Saat kuliah, Brad berkenalan dengan Dave "Phoenix" Farrell (bassis Linkin Park) yang merupakan teman sekamar Brad. Mike, yang mengambil jurusan ilustrasi di Universitas Seni Pasadena, bertemu dengan Joe Hahn (turntablis Linkin Park). Kemudian, Dave Farrell dan Joe Hahn bergabung bersama Xero. Dave sempat meninggalkan Xero untuk bergabung kembali ke band lamanya, Tasty Snax.

Mulanya, mereka merekrut Mark Wakefield sebagai vokalis, lalu diambil alih oleh Chester Bennington (mantan vokalis Grey Daze) sampai sekarang, sedangkan Mike lalu jadi rapper. Sialnya, karena nama Xero sudah dipakai grup lain, mereka terpaksa mengganti nama menjadi Hybrid Theory. Lalu setelah ditolak 3 kali, Hybrid Theory berhasil diterima oleh sebuah perusahaan rekaman bernama Warner Bros. Records setelah sukses meluncurkan EP yang berjudul Hybrid Theory EP pada tahun 1999 sebanyak seribu keping. Namun, pada saat itu Mike sempat memiliki masalah dengan Jeff Blue, managernya. Jeff Blue mengatakan bahwa Mike tidak usah rapping, cukup bermain keyboard saja. Kejadian ini menginspirasi Mike untuk menulis lagu Get Me Gone (Fort Minor)

Sekali lagi, mereka terpaksa mengganti nama karena nama Hybrid Theory mirip dengan nama grup musik Hybrid yang berasal dari Wales. Daripada dianggap band yang sama, mereka memilih berubah nama lagi menjadi Linkin Park. Namun, sebelum bernama Linkin Park, mereka sempat mengganti namanya menjadi 0818. Nama ini juga baru diketahui pada pertengahan 2009, saat Brad Delson berbicara di acara wisuda di UCLA, Los Angeles, pertengahan 2009 lalu. Nama Linkin Park diambil Chester dari nama sebuah taman di Los Angeles, Lincoln Park. Agar bisa mengelola situs web sendiri, Chester mengubah ejaannya menjadi Linkin Park. Setelah itu, mereka berhasil membeli situs web 

GENRE MUSIK
Pada awal pembentukannya, Linkin Park beraliran rock. Setelah masuknya seorang DJ atau turntablis bernama Joe Hahn, Linkin Park mengganti alirannya menjadi hip-hop. Namun, pada album Hybrid Theory, Linkin Park mengganti lagi alirannya menjadi nu metal dan rapcore. Demikian juga pada album Meteora, hanya saja Linkin Park juga menambahkan unsur elektronika.

Pada album Minutes To Midnight, segalanya berubah total. Linkin Park benar-benar mengurangi unsur nu metal secara spesifik. Sebagai gantinya, Linkin Park menggunakan aliran alternative rock. Ini jelas sebuah eksperimen mengingat kesuksesan Linkin Park dengan genre nu metal dalam album sebelumnya. Tetapi, ternyata eksperimen itu berhasil.

PERSONIL LINKIN PARK
Anggota Sekarang
Chester Bennington – vokal
Rob Bourdon – drum
Brad Delson – gitar
Dave "Phoenix" Farrell – bass
Joe Hahn – turntable, keyboard , sampling
Mike Shinoda – backing vocal, sampling, rap, keyboard, gitar

Mantan Anggota
Mark Wakefield – Vokal
Scott Koziol – Bass (Stand-in)
Kyle Christener – Bass (Stand-in)
Ian Hornbeck - Bass (Stand-in)

DISKOGRAFI

Album Studio
  • Hybrid Theory - 24 Oktober 2000
  • Reanimation - 30 Juli 2002
  • Meteora - 25 Maret 2003
  • Minutes to Midnight - 15 Mei 2007
  • Songs From The Underground EP - 27 November 2008
  • A Thousand Suns - 14 September 2010
  • Living Things - 26 Juni 2012
  • The Hunting Party - 17 Juni 2014

Album Linkin Park Underground
  • LP Underground v1.0 (HTEP Re-release) (2001)
  • LP Underground v2.0 (2002)
  • LP Underground v3.0 (2003)
  • LP Underground v4.0 (2004)
  • LP Underground v5.0 (2005)
  • LP Underground v6.0 (2006)
  • LP Underground v7.0 (2007)
  • LP Underground v8.0 (2008)
  • LP Underground v9.0 (2009)
  • LP Underground X : Demos (2010)
  • LP Underground Eleven (2011)
  • LP Underground 12 (2012)

Album Konser
  • Live In Texas - 18 November 2003
  • Road to Revolution: Live at Milton Keynes - 24 November 2008
  • Live From SoHo (iTunes Exclusive EP) (2008)

Album singel
  • One Step Closer (2001)
  • Crawling (2001)
  • Papercut (2001)
  • In The End, Pt.1 (2001)
  • In The End, Pt.2 (2001)
  • In The End EP (2002)
  • Pts.of.Athrty (2002)
  • Somewhere I Belong (2003)
  • Faint (2003)
  • Numb, Pt.1(2003)
  • Numb, Pt.2 (2003)
  • From The Inside (2004)
  • Breaking The Habit (2004)
  • MTV Ultimate Mash-Ups Presents: Collision Course - Numb/Encore - Exlusive (2004)
  • Numb/Encore (2004)
  • What I've Done (2007)
  • Bleed It Out (2007)
  • Shadow Of The Day (2007)
  • Given Up (2008)
  • Leave Out All The Rest (2008)
  • New Divide (2009)
  • The Catalyst (2010)
  • Waiting For The End (2010)
  • Burning In The Skies (2011)
  • Iridescent (2011)
  • Burn It Down (2012)
  • Lies Greed Miserry (2012)
  • Lost In The Echo (2012)
  • Castle of Glass (2012)
  • A Light That Never Comes (2013)
  • Gulity All The Same (2014)
  • Until It's Gone (2014)
  • Wastelands (2014)
  • Rebellion (feat. Daron Malakian) (2014)
  • Final Masquerade (2014)
  • Album Demo[sunting | sunting sumber]
  • Hybrid Theory 8 Track Demo (1999)
  • Hybrid Theory 2 Track Demo (1999)
  • Hybrid Theory 9 Track Demo (1999)
  • Raw Power (2000)
  • The Wicked World Of Warner Bros./Reprise: Ozzfest Sampler 2000 (2000)
  • Hybrid Theory Sampler Tape (2000)
  • Linkin Park Sampler Tape (2000)
  • Album Remix[sunting | sunting sumber]
  • Reanimation - 30 Juli 2002
  • Collision Course - 30 November 2004
  • Recharged - 29 Oktober 2013

Referensi : WIKIPEDIA

Saturday, October 25, 2014

PROFIL & BIOGRAFI JOKOWI - PRESIDEN RI KE-7

BIODATA LENGKAP JOKOWI   

Nama Lengkap : Ir. H. Joko Widodo

Nama Alias : Jokowi

Agama : Islam

Tempat Lahir : Surakarta, Jawa Tengah

Tanggal Lahir : Rabu, 21 Juni 1961

Zodiac : Gemini

Hobby : Membaca | Traveling

Kebangsaan : Indonesia

Partai politik : Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Istri : Ny. Hj. Iriana Joko Widodo

Anak : Gibran Rakabuming Raka - Kahiyang Ayu - Kaesang Pangarep

Alma mater : Universitas Gadjah Mada

Pekerjaan : Pengusaha

Akun Twitter : @jokowi_do2

Email : jokowi@indo.net.id



   BIOGRAFI LENGKAP JOKOWI   

 Mendengar nama Joko Widodo, tentu Anda pasti ingat dengan seorang gubernur yang suka blusukan. Sekarang ini nama Joko Widodo menjadi sangat terkenal dengan banyaknya para pakar yang menyebutkan jika dia adalah salah satu calon presiden yang paling potensial. Bahkan, banyak orang yang memprediksi jika dia adalah calon yang paling mungkin menang dalam pemilu tahun 2014. Dalam biografi Joko Widodo disebutkan jika dia lahir pada tanggal 21 Juni 1961 di kota Solo. Dia berasal dari keluarga yang cukup sederhana. Akan tetapi dengan kerja keras, membuat pria ini bisa sukses.

Dalam biografi Joko Widodo dikatakan jika menempuh pendidikan dasar hingga menengah di kota Solo. Dan setelah itu pada pendidikan tinggi, Jokowi memilih untuk belajar di UGM. Pada saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi memang tidak ada prestasi yang menonjol yang dilakukan oleh Jokowi. Setelah selesai kuliah, pria ini memilih untuk bekerja pada sebuah perusahaan. Akan tetapi dia tidak bertahan lama dan memilih untuk meneruskan usaha mebel yang dimiliki oleh keluarga. Dalam waktu yang cepat, usaha mebel yang dilakukan berhasil mendapatkan banyak keuntungan.

Pada tahun 2005 Jokowi terpilih menjadi walikota Solo. Ada banyak sekali prestasi yang sudah dilakukan pria ini di kota Solo. Karena melihat prestasi Jokowi yang bagus di kota Solo, pada tahun 2012 dia dicalonkan menjadi gubernur Jakarta. Dalam biografi Joko Widodo disebutkan, untuk menjadi gubernur Jakarta, Jokowi harus menghadapi perlawanan yang sengit dari lawan politiknya. Dengan kerja keras yang dilakukan, akhirnya Jokowi bisa menang dalam pilkada Jakarta.

Setelah menjadi gubernur Jakarta, tentu membuat pria ini semakin sibuk. Banyak sekali aktifitas yang harus dia lakukan. Tidak sedikit pula media yang membuat berita khusus akan Jokowi. Dengan popularitas yang semakin meningkat ini sudah pasti membuat banyak orang yang ingin Jokowi maju sebagai presiden. Pada tahun ini Jokowi resmi menjadi calon presiden dari partai PDI-P. Dengan maju sebagai calon presiden, pria ini menjadi semakin sibuk dan banyak musuh khususnya dalam dunia politik.

Tanggal 20 oktober 2014, sosok wong cilik yang dikenal dengan gaya blusukannya ini secara resmi di lantik sebagai Presiden Republik Indonesia ke-7. Hari yang begitu bersejarah untuk bangsa Indonesia dimana banyaknya masyarakat yang ikut merayakan pengangkatan Presiden ketuujuh ini. Tidak hanya dalam kalangan masyarakat biasa, beberapa artis pun ikut merayakan dengan menggelar acara konser salam 3 jari di Monas, Jakarta. Saat ini masyarakat menanti kinerja sosok Presiden RI ke-7 ini hingga tahun 2019. Semoga dengan membaca biografi Joko Widodo ini bisa menambah wawasan Anda.

PENDIDIKAN JOKOWI   
  • SMP Negeri 1 Surakarta
  • SMA Negeri 6 Surakarta
  • Universitas Gajah Mada (UGM) Fakultas Kehutanan 


KARIR JOKOWI   
  • Walikota Surakarta (2005-2012)
  • Gubernur Jakarta (2012-2017)
  • Pengusaha mebel dan pertamanan

PENGHARGAAN JOKOWI   
  • Bintang Jasa Utama - Presiden Republik Indonesia
  • Piala Citra Bhakti Abdi Negara (2008-2009-2010) - Presiden Republik Indonesia
  • Agent of change Kemandirian - Dompet Dhuafa
  • Democracy Award: Manusia Bintang - RMOL
  • Decade Award: Rising Leader - Men's Obsession
  • E-government - Kemkominfo
  • Adiupaya Puritama - Kemenpera
  • Best City Award - Delgosea 
  • Pengendali inflasi - Bank Indonesia
  • Tata ruang kedua terbaik se-Indonesia - Kementrian PU 
  • Top 50 Leaders dari Fortune 
  • Indeks Pembangunan Ketenagakerjaan - Kemennaker
  • Bung Hatta Anti Corruption Award - Meutia Hatta
  • Anti Gratifikasi - KPK
  • Program Perlindungan Anak - UNICEF Tahun 2006
  • Walikota No.3 Terbaik Dunia - The City Mayors Foundation
  • Social Media Award - Majalah Marketing & Frontier Consulting Group
  • 10 Tokoh Pilihan Tahun 2008 - Tempo
  • Tokoh Pluralis Tahun 2013 - dari Lembaga Pemilih Indonesia
  • Tokoh Seputar Indonesia Tahun 2013 - Anugerah Seputar Indonesia
  • Good Governance Award (20 September 2012) - Soegeng Soerjadi
  • Pencapaian target MDGs Untuk program KJP dan KJS - Bappenas
  • Pangripta Nusantara Utama - Bappenas
  • Nominasi World Mayor Tahun 2012

Genre Musik & Seni yang disukai ke 7 Presiden Indonesia

berikut genre musik yang di gemari oleh sosok yang pernah menjabat sebagai nomor satu di Indonesia ataupun yang saat ini sedang menjabat sebagai presiden RI.


1. Soekarno dan Musik Ngak-ngik-ngok

Soekarno yang dikenal sebagai presiden RI dengan kecintaan terhadap seni yang cukup tinggi, ternyata melarang diputarnya musik ngak-ngik-ngok. Sebutan ini dilontarkan Soekarno untuk musik-musik barat seperti rock, pop dan lain-lain.

Lagu-lagu The Beatles bahkan dilarang diputar di tanah air pada era 60-an. Tujuannya supaya memupuk mental pemuda Indonesia. Di mata Soekarno, musik-musik seperti itu bisa merusak mentalitas para remaja. Tidak hanya musik luar negeri, musik dalam negeri pun pernah mendapat larangan. Lagu-lagu dari Koes Bersaudara dan Elya Agus pernah terkena imbas larangan ini.

Sebaliknya, Soekarno sangat menyukai musik Lenso asal Maluku dan Minahasa.

2. Soeharto, Penyuka Gending Jawa

Soeharto disebut-sebut sangat menyukai lagu-lagu gending Jawa. Wajar, istri Soeharto, Ibu Tien memang berasal dari keuturunan Keraton Solo, Jawa Tengah. Oleh karenanya, gending Jawa sangat kental bagi Presiden RI kedua ini.

3. Habibie yang Tidak Suka Musik Rap

Fakta ini keluar dari buku Habibie dan Ainun. Dalam buku tersebut, dijelaskan bahwa Presiden RI ketiga ini punya kecintaan terhadap karya seni, termasuk di dalamnya adalah musik. Habibie sangat suka dengan musik, namun hanya satu genre musik yang membuatnya tidak tertarik untuk mendengarkan.

Rap dan hip hop masuk kategori musik yang tidak disukai Habibie.

4. Gus Dur Pilih Mendengarkan Mozart

Gus Dur lebih menyukai karya-karya klasik. Dalam hal musik, pilihannya jatuh pada Beethoven dan Mozart. Hal ini terbukti dengan banyaknya koleksi musik klasik Gus Dur yang tersimpan di kantor PBNU, Jakarta Pusat.

5. Ibu Megawati Lebih Suka Menari

Berbeda dari presiden lainnya, hobi Megawati dalam hal musik diekspresikan lewat menari. Dalam beberapa kesempatan, Ibu Mega sering melontarkan hobi menarinya ini.

Maklum, saat Ibu Mega kecil, presiden RI ini mendapat pelajaran menari yang sangat banyak saat berada di istana. Bahkan saat ada kunjungan dari negara asing, Seokarno sering meminta Mega kecil untuk menari.

6. SBY, Presiden yang Juga Pencipta Lagu

Sudah bukan rahasia lagi, SBY memang suka mencipta lagu. Beberapa album telah diluncurkan SBY selama menjabat sebagai presiden.

Album-album itu berjudul Rinduku Padamu (2007), Evolusi (2009), Ku Yakin Sampai Di Sana (2010) dan Harmoni Alam Cinta dan Kedamaian (2011). Akankah SBY lebih produktif lagi usai lepas dari masa jabatan presiden?

7. Jokowi, Presiden Nge-rock

Soal selera musik Jokowi, pembaca sudah bisa menebaknya. Presiden yang ketujuh yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI dan Walikota Solo ini sangat suka dengan musik-musik rock.Jokowi sangat menyukai band rock asal Amerika Serikat, Metallica.