SAWITTO - Mapaleppe manu atau biasa juga
disebut Maleppessang manu dalam adat
bugis merupakan suatu ritual pelepasan ayam disebuah Galung (sawah) atau Dare
(kebun) guna sebagai pelepasan bagian agar mendapatkan hasil yang baik di lahan
mereka. Hal ini telah dilakukan oleh hampir dari keseluruhan masyarakat bugis.
Kegiatan ini juga merupakan suatu kegiatan penting yang selalu dilakukan tiap
tahun.
Masyarakat
bugis mempercayai bahwa hal ini akan memberikan kebaikan bagi mereka. Adapun
setelah mapaleppe manu ini, orang
yang berada disekitar diperbolehkna untuk mengejar ataupun memburu ayam
tersebut. Barang siapa yang berhasil menangkap ayam tersebut atau didatangi
oleh ayam tersebut akan menjadi pemilik ayam tersebut.
Namun
kadang ayam-ayam ini berhasil lepas dan dipercaya bahwa nantinya ayam itu akan
memilih sendiri siapa tuannya dengan mendatangi orangnya yang mungkin tidak
berada ditempat itu. Mapaleppe manu
juga memiliki beberapa persyaratan yang tentunyatidak langsung melepaskan ayam
tersebut.
Adapun
beberapa hal yang bisa dikait dalam ritual mapaleppe
manu ini iyalah menyediakan ayam, baiknya ayam berwarna hitam, lalu garam,
serta seorang ahli yang dikenal sebagai Sanro
atau pakanre guru yang dipercaya
warga sebagai pemimpin juga sebagai pembaca doa dalam ritual ini.
Walaupun
ritual ini terbilang cukup singkat dalam pelaksanaannya, namun banyak
masyarakat yang mempercayai bahwa bila dilaksanakan dengan baik maka itu tidak
berguna sehingga hasilnyaa tidak ada serta perlu untuk diulang.
Adapan
dalam ritual mapaleppe manu ini
nantinya Sanro atau pakanre guru’ta akan menghadap kearah larai (barat). Juga diadakan marakka badi serta bangkung yang nantinya dijadikan sebagai penjaga tempat tersebut
dari hal-hal yang tidak dinginkan kala pemiliknya mengolah lahannya tersebut.
ini mappaleppe ya kalau sudah berobat, wah mantap nih ulasannya
ReplyDeletemakasi gan___!!!!!!!11
Delete