Tuesday, December 4, 2012

Mapaleppe Manu (tradisi suku bugis)

SAWITTO -  Mapaleppe manu atau biasa juga disebut Maleppessang manu dalam adat bugis merupakan suatu ritual pelepasan ayam disebuah Galung (sawah) atau Dare (kebun) guna sebagai pelepasan bagian agar mendapatkan hasil yang baik di lahan mereka. Hal ini telah dilakukan oleh hampir dari keseluruhan masyarakat bugis. Kegiatan ini juga merupakan suatu kegiatan penting yang selalu dilakukan tiap tahun.
 
                Masyarakat bugis mempercayai bahwa hal ini akan memberikan kebaikan bagi mereka. Adapun setelah mapaleppe manu ini, orang yang berada disekitar diperbolehkna untuk mengejar ataupun memburu ayam tersebut. Barang siapa yang berhasil menangkap ayam tersebut atau didatangi oleh ayam tersebut akan menjadi pemilik ayam tersebut.


                Namun kadang ayam-ayam ini berhasil lepas dan dipercaya bahwa nantinya ayam itu akan memilih sendiri siapa tuannya dengan mendatangi orangnya yang mungkin tidak berada ditempat itu. Mapaleppe manu juga memiliki beberapa persyaratan yang tentunyatidak langsung melepaskan ayam tersebut.
                Adapun beberapa hal yang bisa dikait dalam ritual mapaleppe manu ini iyalah menyediakan ayam, baiknya ayam berwarna hitam, lalu garam, serta seorang ahli yang dikenal sebagai Sanro atau pakanre guru yang dipercaya warga sebagai pemimpin juga sebagai pembaca doa dalam ritual ini. 
                Walaupun ritual ini terbilang cukup singkat dalam pelaksanaannya, namun banyak masyarakat yang mempercayai bahwa bila dilaksanakan dengan baik maka itu tidak berguna sehingga hasilnyaa tidak ada serta perlu untuk diulang.
                Adapan dalam ritual mapaleppe manu ini nantinya Sanro atau pakanre guru’ta akan menghadap kearah larai (barat). Juga diadakan marakka badi serta bangkung yang nantinya dijadikan sebagai penjaga tempat tersebut dari hal-hal yang tidak dinginkan kala pemiliknya mengolah lahannya tersebut.


2 comments: